JAKARTA: Meskipun didera permasalahan hukum, PT Bank of India Indonesia Tbk, emiten yang dahulu bernama Bank Swadesi, berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp67,1 miliar pada akhir 2011, meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada 2010, Bank of India Indonesia mencatatkan laba bersih sebesar Rp35,09 miliar.
Iim Wardiman, Direktur Operasional Bank of India Indonesia (BoII), mengatakan kenaikan laba bersih didorong oleh peningkatan pendapatan dari penyaluran kredit dan pendapatan berbasis komisi (fee based income), serta penurunan tingkat kredit bermasalah (non performing loan/NPL].“Laba [ hingga akhir 2011] sebesar Rp67,1 miliar. Adapun laba naik karena kredit meningkat, fee based income dari treasury dan internasional naik, dan penurunan NPL,” ujarnya kepada Bisnis, hari ini Senin 9 Januari 2011.Anak usaha dari Bank of India ini berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1,44 triliun pada akhir 2011, naik 33,64% dari 2010 yang sebesar Rp1,07 triliun.Peningkatan penyaluran kredit, menurut Iim, didorong oleh penambahan jumlah debitur yang bekerja sama dengan perusahaan asal India yang bergerak pada sektor pertambangan. “[Mereka] sebelumnya sudah menjadi nasabah Bank of India,” jelasnya.Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) yang dikelola perseroan pada akhir tahun lalu mencapai Rp1,68 triliun, naik sebesar 37,70% dari posisi 2010. Kenaikan DPK turut mendorong peningkatan aset menjadi Rp2,09 triliun.Bank of India Indonesia saat ini tengah bersengketa dengan PT Ratu Kharisma soal dugaan penjualan aset jaminan kredit.Bank Swadesi, cikal bakal BoII merupakan bank devisa nasional yang telah go public sejak 2002. Emiten berkode BSWD merupakan bank yang ke 22 yang melantai di Bursa Efek Indonesia (dulu Bursa Efek Jakarta).Pada tahun 2007, Bank of India mengakuisisi 76% saham dari Bank Swadesi, yang kemudian menjadi pemegang saham pengendali. Pada tahun lalu nama Bank Swadesi diubah oleh pemegang saham menjadi BoII. (faa)