Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Agroniaga Tunda Emisi Subdebt Rp150 miliar

JAKARTA: PT Bank Agroniaga Tbk menunda rencana penerbitan obligasi subordinasi senilai Rp150 miliar hingga tahun depan, karena masih memiliki rasio kecukupan modal yang cukup guna mendukung ekspansi kredit pada tahun ini.

JAKARTA: PT Bank Agroniaga Tbk menunda rencana penerbitan obligasi subordinasi senilai Rp150 miliar hingga tahun depan, karena masih memiliki rasio kecukupan modal yang cukup guna mendukung ekspansi kredit pada tahun ini.

 

“Rencana penerbitan itu kami tunda, karena CAR [capital adequacy ratio/rasio kecukupan modal] kami masih kuat untuk membiayai ekspansi kredit tahun ini,” ujar Marshal, Direktur Utama Bank Agroniaga, kepada Bisnis hari ini, Senin 2 Januari 2012.

 

Pada akhir Oktober 2011 lalu, Marshal mengatakan perseroan berencana menerbitkan subdebt Rp150 miliar pada semester I/2012 guna mendukung ekspansi kredit 2012—2013, meskipun CAR perseroan masih 16,96%, cukup tinggi dibandingkan batas kesehatan Bank Indonesia (BI) 8%.

 

Dia menjelaskan perolehan laba yang cukup besar pada tahun lalu dapat mempertahankan posisi CAR perseroan. Meski belum bersedia menyampaikan capaian laba akhir 2011, namun hingga triwulan III, perseroan membukukan laba bersih Rp26,16 miliar, meningkat 3 kali lipat dari periode yang sama tahun sebelumnya.

 

Selain menunda penerbitan surat utang, anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk ini, juga menurunkan target penyaluran kredit pada rencana bisnis bank (RBB), setelah mendapatkan himbauan dari BI.

 

Target penyaluran kredit pada RBB ditetapkan menjadi Rp3,2 triliun dari harapan awal sebesar Rp7 triliun. Sebagai perbandingan outstanding penyaluran kredit pada akhir triwulan III sebesar Rp1,85 triliun.

 

“Penurunan target ini untuk mengantisipasi krisis di Eropa yang mungkin mempengaruhi harga komoditas dan akhirnya berdampak terhadap penyaluran kredit. Meski demikian, kami tetap berusaha untuk mencapai target Rp7 triliun dengan memperhatikan kualitas aset kredit,” jelasnya.

 

Sebagai bank yang fokus terhadap sektor agribisnis, emiten dengan kode AGRO ini memperhitungkan kondisi harga komoditas dunia dalam menentukan langka bisnis. “Harga komoditas dunia tahun ini diperkirakan tidak setinggi tahun lalu sehingga dapat berdampak terhadap usaha agribisnis,” jelasnya.

 

Adapun untuk penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), perseroan menetapkan target sebesar Rp3,6 triliun. DPK yang dikelola perseroan hingga akhir triwulan III/2011 mencapai Rp2,39 triliun.

 

Dalam RBB, perseroan juga memasukan rencana penambahan dua kantor cabang (KC) serta peningkatan status satu kantor cabang pembantu (KCP) menjadi kantor cabang.

 

“Kami akan buka dua KC baru pada Semester II/2011 yang berlokasi di Makassar dan Palembang. Selain kami akan tingkatkan KCP Teuku Cik Ditiro, Jakarta menjadi KC,” ujarnya.

 

Meski demikian, perseroan berencana untuk menutup KC Balikpapan, Kalimantan Timur, karena potensi bisnis di sana tidak sejalan dengan bisnis perseroan. “Sebenarnya potensi di sana sangat besar tapi gak inline dengan bisnis perseroan. Dalam 7—8 tahun aset KC Balikpapan hanya Rp25 miliar."

 

Dengan penambahan dua dan penutupan satu cabang, jumlah seluruhnya KC mencapai 10 unit. Cabang yang sudah beroperasi berlokasi a.l. di Medan, Jambi, Pekan Baru, Lampung, Bandung, Jakarta, Semarang, Surabaya. (ea)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper