Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA: Produsen kertas PT Suparma Tbk membukukan penurunan perolehan laba bersih pada periode sembilan bulan tahun ini sebesar 52,05% menjadi Rp19,51 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp40,68 miliar.
 
Hal tersebut terungkap dalam bahan paparan publik perseroan yang disampaikan kepada Otoritas Bursa, hari ini.
 
Penurunan laba bersih tersebut disebabkan oleh membengkaknya beban pokok penjualan sebesar 5,38% menjadi Rp788,99 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 748,73 miliar.
 
Akibatnya, margin laba kotor perseroan yang bermarkas di Kota Pahlawan itu terpangkas 1,6% menjadi 10,7% dibandingkan dengan kinerja periode sembilan bulan tahun lalu sebesar 12,3%.
 
Margin laba usaha juga terkoreksi sebesar 1,6% menjadi 5,1% dibandingkan dengan kinerja kuartal III/2010 sebesar 6,7%.
 
Sampai dengan kuartal ketiga tahun ini, penjualan perseroan dilaporkan tumbuh 3,52% menjadi Rp883,70 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp853,69 miliar.
 
"Pencapaiannya sudah 73,6% dari target sampai dengan akhir tahun sebesar Rp1,2 triliun," tulis manajemen Suparma.
 
Pertumbuhan penjualan bersih tersebut disebabkan oleh kenaikan harga jual rata-rata produk kertas perseroan sebesar 2,2% serta kenaikan kuantitas penjualan produk kertas sebesar 0,9% dari semula 123.169 metrik ton menjadi 124.301 MT. Meski demikian, hasil produksi kertas perseroan dilaporkan turun 3,5% menjadi 117.850 MT dari sebelumnya 122.079 MT.
 
Tahun ini perseroan yang 29,74% sahamnya dikendalikan oleh Gloria Jaya Gempita itu mengalokasikan belanja modal sebesar US$4 juta di mana 45% dari jumlah tersebut digunakan untuk mendukung upaya perseroan dalam meningkatkan kualitas produk-produk kertas. 
 
Adapun 46%-nya digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi terpasang menjadi 190.000 MT per tahun.
 
"Untuk pendanaan kebutuhan belanja modal tersebut, perseroan memeroleh pinjaman baru dari BRI sebesar US$2,6 juta sedangkan sisanya menggunakan kas internal," ungkap manajemen perseroan yang dipimpin oleh Welly itu.
 
Tahun depan, perseroan yang berdiri sejak 1976 itu menargetkan pertumbuhan penjualan bersih sebesar 8,3% menjadi Rp1,3 triliun. Sementara itu target peningkatan kapasitas produksi terpakai sebesar 173.409 MT atau dengan tingkat utilisasi sebesar 91,3% dari target tahun ini 163.902 MT atau 82,7%. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper