Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI/dotcom

22/5/2011

Oleh Achmad Aris (aca)

Bisnis Indonesia

JAKARTA: Produsen minyak nabati dan turunannya PT Tunas Baru Lampung Tbk berencana ekspansi bisnis ke industri gula yang terintegrasi dengan perkebunan tebu. Dana investasi yang dibutuhkan diperkirakan mencapai Rp618 miliar.

Ekspansi bisnis tersebut akan dijalankan oleh anak perusahaannya PT Adikarya Gemilang. Integrasi bisnis gula tersebut ditargetkan rampung dalam 3-5 tahun ke depan.

Wakil Presiden Direktur Tunas Baru Lampung Sudarmo Tasmin menerangkan hal pertama yang akan segera dikerjakan adalah membangun terlebih dahulu usaha industri gula rafinasi (sugar refinery) di Way Lunik Lampung. "Setelah itu bertahap masuk ke industri perkebunannya. Nanti skemanya bisa konversi lahan kebun sawit dan tidak menutup kemungkinan untuk akuisisi juga," katanya dalam paparan publik, akhir pekan lalu.

Menurutnya, salah satu alasan produsen minyak bermerk rose brand itu masuk ke industri gula adalah karena saat ini bisnis gula merupakan salah satu primadona di Indonesia selain bisnis kelapa sawit. "Konstruksinya sudah dilakukan, jadi sekitar Juni 2012 ditargetkan sudah mulai beroperasi," jelasnya.

Sudarmo menerangkan kebutuhan investasi yang diperkirakan mencapai Rp618 miliar itu akan ditutup dari kas internal dan pinjaman perbankan dengan komposisi 35%:65%. "Kami sudah presentasi dengan pihak bank lokal BUMN. Minggu depan mereka akan meninjau lokasinya," ujarnya.

Perseroan yang berada di bawah bendera Sungai Budi Group itu saat ini juga sedang melakukan ekspansi perkebunan kelapa sawit di Wilayah Banyuasin Sumatera Selatan dan Pontianak Kalimantan Barat. "Untuk Banyuasin sampai 31 Maret 2011 telah ditanami sekitar 6.900 hektar untuk lahan inti dan 1.500 hektar untuk lahan plasma. Sementara untuk ekspansi di Pontianak dikerjakan oleh anak perusahaannya PT Bumi Perkasa Gemilang di mana per 31 Maret 2011 telah ditanami kurang lebih 3.100 hektar.

"Selain itu kami juga sedang dalam tahap penyelesaian PKS [pabrik kelapa sawit] di Palembang. Kapasitasnya 45 ton perhari dan bisa ditingkatkan menjadi 60 ton perhari. Akhir tahun ini ditargetkan selesai," katanya.

Menurut Sudarmo, tahun ini alokasi belanja modal yang disediakan perseroan mencapai Rp700 miliar yang digunakan untuk ekspansi perkebunan sawit sebesar Rp215 miliar, penyelesaian PKS di Palembang sebesar Rp50 miliar, pembangunan dermaga dam tangki timbun di lampung sekitar Rp100 miliar, dan belanja modal rutin sebesar Rp265 miliar. "Kalau belanja untuk proyek sumbernya kombinasi dari kas internal dan pinjaman bank tapi kalau belanja rutin 100% dari kas internal," tuturnya.

Sampai dengan kuartal I/2011, laba bersih emiten berkode TBLA itu melonjak signifikan sebesar Rp116 miliar atau naik 239% menjadi Rp164 miliar dibandingkan periode sama 2010 yang hanya Rp48 miliar. Hal tersebut disebabkan adanya kenaikan margin laba kotor dari 13% pada kuartal I/2010 menjadi 39% pada kuartal I/2011. "Tahun ini mudah-mudahan bisa naik double menjadi Rp500 miliar dari tahun sebelumnya Rp246 miliar."

Sementara itu, penjualan perseroan dilaporkan naik sebesar 58% menjadi Rp929 miliar dibandingkan periode sama 2010 sebesar Rp587 miliar. "Kalau harga minyak bertahan seperti sekarang, kami proyeksikan pendapatan naik 30% menjadi Rp3,7 trilun dari pencapaian 2010 sebesar Rp2,9 triliun," terang Sudarmo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Mursito

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper