Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KIWOOM SEKURITAS: Krisis Turki Masih Jadi Perhatian Pasar

Kiwoom Sekuritas Indonesia menilai ketegangan hubungan antara AS dan Turki serta melemahnya nilai tukar Lira Turki yang menyeret terancamnya krisis keuangan Turki masih menjadi perhatian pasar saham hari ini, Selasa (14/8/2018).
Petugas memasang bendera merah putih di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (7/8/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Petugas memasang bendera merah putih di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (7/8/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Bisnis.com, JAKARTA--Kiwoom Sekuritas Indonesia menilai ketegangan hubungan antara AS dan Turki serta melemahnya nilai tukar Lira Turki yang menyeret terancamnya krisis keuangan Turki masih menjadi perhatian pasar saham hari ini, Selasa (14/8/2018).
Pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup turun sebesar 3.55% menjadi 5.861. Semua sektor industri mengalami penurunan. Sektor yang mengalami penurunan terbesar pada sektor industri pertambangan (-4,98%) dan keuangan (-4,16%).
Sementara itu, investor asing mencatatkan net sell di semua perdagangan saham sebesar Rp646,8 miliar.
Maximilianus Nico Demus Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia mengatakan bahwa anjloknya nilai tukar Lira Turki dikhawatirkan akan berdampak pada emerging market yang berakibat perpindahan dari asset beresiko kepada asset yang lebih aman.
Hal ini akan mendorong penjualan aset para pelaku pasar dan investor dari negara emerging market dan keluar dari sana.
Menurutnya, yang dikhawatirkan adalah dampak sistemik yang terjadi seperti Yunani sebelumnya, meskipun tidak terjadi implikasi secara langsung. Hal ini lah yang terjadi saat ini.
Meskipun demikian, Bank Indonesia telah melakukan intervensi kemarin, terutama di pasar valuta asing dengan melakukan lelang forex.
"Secara teknikal, indeks IHSG pada hari ini diprediksi terkoreksi dengan support dan resistance di level 5.803-5.977. Di satu sisi ini merupakan kesempatan yang baik untuk membeli, ketika kemarin indeks terus mencatatkan hasil yang positif," katanya dalam riset harian, Selasa (14/8/2018).
Menurutnya, pada akhirnya, akan selalu ada alasan untuk melakukan profit taking dan bersiap untuk memilih saham saham pilihan yang telah terkoreksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper