Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cuaca Dingin Mengganggu Produksi Gandum Rusia

Perusahaan konsultan pertanian ternama Rusia SovEcon dan IKAR memangkas estimasi panen komoditas biji-bijian untuk 2018 karena pengaruh kondisi cuaca dingin dan hujan di wilayah pertanian gandum Siberia dan pegunungan Ural.
Ilustrasi./JIBI-Reuters
Ilustrasi./JIBI-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA—Perusahaan konsultan pertanian ternama Rusia SovEcon dan IKAR memangkas estimasi panen komoditas biji-bijian untuk 2018 karena pengaruh kondisi cuaca dingin dan hujan di wilayah pertanian gandum Siberia dan pegunungan Ural.

Menteri Pertanian Rusia Dmitry Nikolayevich Patrushev mengatakan meskipun prediksi panen pada tahun ini buruk, Negeri Beruang Merah berpotensi tetap memiliki pasokan yang cukup banyak dari musim panen terakhir yang berakhir pada bulan ini.

Sementara itu, tahun pemasaran 2018/2019 baru dimulai 1 Juli mendatang. “Topangan pasokan panen sebelumnya tersebut dapat membantu Moskow untuk tetap mengekspor dalam jumlah besar meskipun panen 2018 menurun,” ujar Dmitry dikutip dari Reuters, Minggu (10/6/2018).

Rusia biasanya mengekspor biji-bijian ke sejumlah pelanggan di Afrika dan Timur Tengah, juga dari sejumlah wilayah pertanian di Laut Hitam dan Laut Azov meliputi semenanjung Krimea dan Ukraina.

Adapun, laporan SovEcon mengungkapkan bahwa pertaian di wilayah dekat Laut Hitam dan Laut Azov tengah dilanda cuaca dingin dan hujan sehingga mempengaruhi sekitar 60% panen gandum di Rusia.

Saat ini, Rusia tercatat memegang rekor produksi 135 juta ton gandum pada 2017 karena cuaca yang mendukung. Kondisi itu menjadikan Negara tersebut sebagai salah satu pengekspor gandum terbesar di dunia dan menjadi produsen penting untuk komoditas biji-bijian.

Perusahaan SovEcon mengungkapkan pada Sabtu (9/6), bahwa survei hasil pembahasan internal sepakat menurunkan perkiraan panen biji-bijian pada 2018 menjadi hanya 119,6 juta ton dari sebelumnya 126,3 juta ton sepanjang 2017.

Perusahaan konsultan pertanian itu memangkas outlook untuk panen gandum sebesar 3,9 juta ton menjadi 73,1 juta ton.

Adapun, perusahaan lainnya, IKAR, mengungkapkan bahwa pihaknya juga mengurangi ramalan produksi biji-bijian menjadi 114,7 juta ton dari sebelumnya sejumlah 117 juta ton. Sementara itu, untuk perkiraan panen gandum turun 2 juta ton menjadi 71,5 juta ton.

Meskipun laporan dua perusahaan tersebut tidak terlalu berpengaruh pada keseluruhan ekspor Rusia, namun SovEcon dan IKAR cukup penting untuk menyeimbangkan pasokan dan permintaan domestik yang mempengaruhi pasokan global.

Sebelumnya, survey Bloomberg meperkirakan bahwa persediaan komoditas biji-bijian AS akan mengalami kemerosotan jika dibandingkan dengan tahun lalu, khususnya jagung, kedelai, dan gandum.

Pasokan jagung diproyeksi akan mengalami pengurangan hingga 25%, angka kemerosotas terbesar selama 8 tahun. Sementara itu, beberapa ladang jagung di Brasil mengalami kekeringan dan panen kedelai Argentina terhambat karena hujan deras.

“Dalam dua tahun terakhir, sebenarnya harga bisa saja bearish kalau tidak ada maslah cuaca, karena simpanan pasokan cukup banyak. Saat ini, kondisi justru berbalik,” kata Ben Buckner, Analis AgResource di Chicago.

Cuaca kering juga menjadi acuan utama bagi industri biji-bijian mengingat wilayah sejumlah wilayah produsen biasanya memproduksi gandum pada musim dingin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper