Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

REKOMENDASI SAHAM: Saham Japfa Comfeed (JPFA) Kian Menarik?

Tingginya konsumsi saat Ramadan dan Idulfitri diprediksi turut mengerek kinerja emiten unggas, termasuk PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Sejumlah analis merekomendasikan beli untuk saham bersandi JPFA ini.
Director Corporate Affairs PT Japfa Comfeed IndonesIa Tbk Rachmat Indrajaya memberi penjelasan saat  berkunjung ke kantor redaksi Bisnis Indonesia, di Jakarta, Rabu (23/5/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
Director Corporate Affairs PT Japfa Comfeed IndonesIa Tbk Rachmat Indrajaya memberi penjelasan saat berkunjung ke kantor redaksi Bisnis Indonesia, di Jakarta, Rabu (23/5/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Tingginya konsumsi saat Ramadan dan Idulfitri diprediksi turut mengerek kinerja emiten unggas, termasuk PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Sejumlah analis merekomendasikan beli untuk saham bersandi JPFA ini.

Sepanjang tahun berjalan, saham JPFA berhasil mencatatkan kenaikan 19,15%. pada penutupan perdagangan pekan lalu, pergerakan saham emiten perunggasan ini berada pada level Rp1.555.

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Fahressi Fahalmesta menilai, kinerja JPFA pada kuartal I/2018 lebih moncer dibandingkan dengan sejumlah kompetitornya. Pangsa pasar yang berhasil diraih oleh JPFA juga lebih besar. Topline JPFS, kata dia, telah naik 18,7% secara year-on-year pada kuartal I/2018. Adapun, salah satu kompetitor yakni PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) justru terkoreksi 1%.

Meskipun ada indikasi bahwa raihan ini hanya momentum sesaat, hal tersebut sudah cukup membuktikan bahwa kinerja JPFA dari sisi produksi dan distribusi telah berjalan dengan baik.
"Kami mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga yang kami tingkatkan dari Rp1.650 menjadi Rp1.910 atau naik 18,6%. Kami masih melihat perusahaan solid," kata dia melalui riset, Minggu (3/6).

Adapun risiko yang kemungkinan bakal berdampak positif adalah mengenai regulasi yang sering diterbitkan pemerintah secara mendadak, perluasan kapasitas jagung, serta menurunnya permintaan konsumen.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mimi Halimin menilai, Permendag No. 58/2018 yang mengatur penetapan harga acuan pembelian di petani dan harga acuan penjualan akan menjadi penopang pertumbuhan kinerja perseroan.

Beleid itu menetapkan harga telur dan daging ayam broiler pada level Rp17.000/kg (batas bawah) dan Rp19.000/kg (batas atas) di tingkat peternak. Menurut survei pasar di Jawa Barat, harga live-bird pada April sudah melebihi Rp19.000/kg.

Meskipun penetapan harga lebih rendah dibandingkan dengan harga pada April, peraturan tersebut tetap akan membantu menjadikan harga ayam broiler dan telur lebih stabil pada masa depan.

"Kami merevisi naik estimasi pendapatan dan laba bersih kami, terutama karena margin laba yang lebih tinggi dari perkiraan pada kuartal I/2018. Kami mempertahankan rekomendasi trading buy kami di JPFA dengan target harga lebih tinggi yakni Rp1.820," jelasnya.

Pada kuartal I/2018, JPFA mencatatkan pendapatan senilai Rp7,9 triliun. Adapun laba bersih mengalahkan ekspektasi Mirae Asset Sekuritas di Rp433,4 miliar dengan net margin tumbuh sebesar 5,5%. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper