Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Terbebani Saham Teknologi, IHSG Ikut Melemah Pada Akhir Sesi I

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Jumat (20/4/2018), sejalan dengan pelemahan bursa Asia.
Karyawan berada di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (23/1)./JIBI-Abdullah Azzam
Karyawan berada di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (23/1)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Jumat (20/4/2018), sejalan dengan pelemahan bursa Asia.

IHSG melemah 0,54% atau 34,15 poin ke level 6.321,75 di akhir sesi I, setelah dibuka dengan kenaikan hanya 0,1 poin di level 6.356. Adapun pada perdagangan Kamis (19/4),

IHSG berakhir menguat 0,57% atau 35,90 poin di level 6.355,90.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran level 6.314,20 – 6.360,32. Sebanyak 153 saham menguat, 157 saham melemah, dan 265 saham stagnan dari 575 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Tujuh dari sembilan indeks sektoral IHSG menetap di zona merah dengan tekanan utama sektor konsumer (-1,41%) dan aneka industri (-1,13%). Adapun sektor perdagangan dan pertanian masing-masing naik 0,43% dan 0,31%.

Mayoritas indeks saham lainnya di Asia Tenggara ikut melemah siang ini, dengan indeks FTSE Straits Time Singapura (-0,77%), indeks FTSE Malay KLCI (-0,36%), dan indeks SE Thailand (-0,04%). Adapun indeks PSEi Filipina naik 0,85%.

Di Jepang, indeks Topix naik 0,09% sementara indeks Nikkei 225 turun 0,11%. Adapun, indeks Kospi Korea Selatan turun 0,31% dan indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,42%.

Sementara itu, di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 masing-masing melorot 1,20% dan 1,01%.

Dilansir Bloomberg, bursa Asia melemah akibat terbebani pelemahan saham teknologi. Saham teknologi mengalami penurunan performa terbesar di kawasan itu menyusul proyeksi mengecewakan oleh Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. Ini membangkitkan kembali kekhawatiran atas memudarnya pasar handset.

Isu perdagangan, di sisi lain, tetap menjadi fokus pasar setelah Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) dikabarkan mempertimbangkan menggunakan undang-undang darurat untuk membatasi investasi China dalam teknologi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper