Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mata Uang di Asia Tergelincir, Rupiah Gagal Lanjutkan Apresiasi Terhadap Dolar AS

Nilai tukar rupiah gagal melanjutkan apresiasinya pada perdagangan hari ini, Selasa (27/3/2018), saat mayoritas mata uang di Asia tergelincir melemah terhadap dolar AS.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah gagal melanjutkan apresiasinya pada perdagangan hari ini, Selasa (27/3/2018), saat mayoritas mata uang di Asia tergelincir melemah terhadap dolar AS.

Rupiah ditutup melemah tipis 0,03% atau 4 poin di Rp13.742 per dolar AS, setelah dibuka dengan penguatan 22 poin atau 0,16% di posisi Rp13.716 per dolar AS.

Adapun pada perdagangan Senin (26/3), rupiah berhasil membukukan rebound dengan berakhir menguat 0,32% atau 44 poin di posisi 13.738.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.692 – Rp13.746 per dolar AS.

Bersama rupiah, mayoritas mata uang di Asia melemah terhadap dolar AS, dipimpin peso Filipina yang terdepresiasi 0,36%. Yen Jepang dan renminbi China juga terpantau melemah masing-masing sebesar 0,23% dan 0,16% pada pukul 17.42 WIB.

Di sisi lain, won Korea Selatan memimpin apresiasi beberapa mata uang Asia dengan penguatan sebesar 1%, sedangkan ringgit Malaysia menguat 0,47%.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama hari ini terpantau menguat 0,33% atau 0,293 poin ke level 89,320 pada pukul 17.31 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka dengan kenaikan hanya 0,001 poin di level 89,028, setelah pada perdagangan Senin (26/3) berakhir melemah 0,46% atau 0,409 poin di posisi 89,027.

Penguatan indeks dolar AS ditopang optimisme negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat dan China yang membantu meredakan kekhawatiran seputar perang dagang sekaligus meningkatkan permintaan untuk aset lebih berisiko.

Wall Street membukukan kinerja harian terbaiknya dalam dua setengah tahun dan Dow Jones Industrial Average mencatat kenaikan poin terbesar ketiganya yang pernah terjadi pada perdagangan Senin.

“Ada kesan di pasar bahwa situasinya mungkin tidak meningkat menjadi perang dagang,” kata Satoshi Okagawa, analis pasar global senior untuk Sumitomo Mitsui Banking Corporation di Singapura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper