Bisnis.com, JAKARTA - Minyak mentah Amerika Serikat pulih pada perdagangan hari ini, Jumat (23/3/2018) setelah sebelumnya tertekan di tengah aksi jual ekuitas yang sebagian besar terkait dengan kekhawatiran mengenai perang dagang AS dengan China.
Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Mei terpantau menguat 0,34% ke level US$64,52 pada pukul 7.04 WIB, setelah sebelumnya ditutup melemah 1,3% atau 0,87 poin ke US$64,30 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Mei menguat 0,32% atau 0,22 poin ke US$69,13 per barel setelah kemarin ditutup turun 0,56 ke US$,91 di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.
Pada perdagangan sebelumnya, bursa saham AS jatuh dan imbal hasil obligasi melonjak karena Presiden Donald Trump secara resmi memberlakukan tarif untuk barang-barang impor China senilai US$50 juta, sehingga memicu kekhawatiran tindakan balasan oleh raksasa Asia tersebut.
"Ini hanya hari perdagangan yang tidak kondusif bagi semua aset berisiko secara global," kata Bob Yawger, direktur berjangka di Mizuho Securities USA Inc. di New York, seperti dikutip Bloomberg. “empertimbangkan ruang lingkup reli kemarin, sedikit kemunduran seharusnya tidak terlalu mengejutkan."
Pengurangan output OPEC telah menurunkan persediaan, dengan cadangan minyak AS jatuh di bawah rata-rata lima tahun untuk pertama kalinya sejak 2014.
Sementara itu, Morgan Stanley memperkirakan minyak mentah Brent yang diperdagangkan di London mencapai US$75 per barel pada kuartal ketiga dan juga mengatakan risiko geopolitik cenderung berkurang ketika persediaan minyak menipis.