Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Rebound di Tengah Pelemahan Mayoritas Mata Uang Asia

Nilai tukar rupiah berhasil rebound pada akhir perdagangan hari ini, Kamis (1/3/2018), di tengah depresiasi mayoritas mata uang Asia terhadap dolar AS.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah berhasil rebound pada akhir perdagangan hari ini, Kamis (1/3/2018), di tengah depresiasi mayoritas mata uang Asia terhadap dolar AS.

Rupiah ditutup menguat tipis 0,02% atau 3 poin di Rp13.748 per dolar AS. Padahal, mata uang Garuda sempat melanjutkan pelemahannya ke posisi 13.817 hari ini, setelah berakhir melemah 0,53% atau 72 poin di level 13.751 pada perdagangan Rabu (28/2).

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.745 – Rp13.817 per dolar AS.

Mayoritas mata uang lainnya di Asia terpantau melemah sore ini, di antaranya dipimpin won Korea Selatan sebesar 0,3% dan ringgit Malaysia yang terdepresiasi 0,29%. Selain rupiah, peso Filipina mampu menguat dengan apresiasi sebesar 0,44%.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama hari ini terpantau menguat 0,17% atau 0,153 poin ke level 90,766 pada pukul 16.59 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka dengan kenaikan 0,112 poin atau 0,12% di level 90,725, setelah pada perdagangan Rabu (28/2) berakhir menguat 0,29% di posisi 90,613.

Mata uang emerging market di Asia melemah setelah pelemahan pada bursa saham Amerika Serikat (AS) mengurangi daya tarik untuk aset berisiko, sementara dolar AS terus menguat.

Pada perdagangan Rabu (28/2), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup merosot 1,5% atau 380,83 poin di level 25.029,2, indeks S&P 500 melorot 1,11% atau 30,45 poin di 2.713,83, dan indeks Nasdaq Composite berakhir melemah 0,78% atau 57,35 poin di level 7.273,01.

Investor saat ini menantikan penyampaian testimoni kedua oleh Gubernur baru The Federal Reserve Jerome Powell di depan Komite Perbankan Senat di Washington hari ini waktu setempat.

Pasar sebelumnya telah terbebani testimoni Powell di depan panel DPR AS pada Selasa (27/2), yang membangkitkan kembali kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga sebanyak empat kali tahun ini.

“Aksi jual pada pasar ekuitas dan obligasi, berikut imbal hasil AS yang lebih tinggi serta kekhawatiran atas kemungkinan aliran dana keluar terus menopang pergerakan dolar AS terhadap mata uang Asia,” ujar Andy Ji, Asian currency strategist di Commonwealth Bank of Australia, seperti dikutip dari Bloomberg.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper