Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PROYEKSI IHSG: Pergerakan Terbatas, Pantaulah Kinerja Emiten

Indeks Harga Saham Gabungan diprediksi bergerak terbatas pada pekan depan di dalam rentang 6.580-6.700 karena minimnya sentimen. Namun demikian, investor dapat memantau saham-saham emiten yang akan merilis laporan keuangan terutama di sektor komoditas dan kontruksi.
Karyawan melintas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (12/2/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Karyawan melintas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (12/2/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA-Indeks Harga Saham Gabungan diprediksi bergerak terbatas pada pekan depan di dalam rentang 6.580-6.700 karena minimnya sentimen. Namun demikian, investor dapat memantau saham-saham emiten yang akan merilis laporan keuangan terutama di sektor komoditas dan kontruksi.

Pada penutupan perdagangan Jumat (23/2/2018), IHSG menguat 26,74 poin atau 0,41% menjadi 6.619,80. Secara year to date, harga meningkat 4,16%. Dalam sepekan, indeks yang menguat 0,43% dan bergerak di dalam rentang 6.586,31-6.693,47.

Kepala Riset PT Koneksi Kapital Marolop Alfred Nainggolan mengatakan, pada pekan ini IHSG cenderung bergerak volatil, tetapi masih di dalam rentang terbatas di bawah 6.700. Pasalnya, sentimen yang memengaruhi pasar belum banyak berubah.

"Isu yang dinantikan pasar masih sama seperti pekan-pekan sebelumnya, yaitu soal penantian Rapat Fed pada bulan depan," tuturnya, Jumat (23/2/2018).

Rilis FOMC Minutes pada pertengahan pekan ini juga tidak banyak memberikan sentimen negatif ataupun positif. Koreksi yang terjadi pada Selasa-Kamis (20-22/2) murni disebabkan oleh harga yang mencapai rekor tertinggi pada Senin (19/2) ke posisi 6.689,28.

Pada pekan depan, Alfred memprediksi pergerakan IHSG masih cenderung terbatas di dalam rentang 6.580--6.700. Sentimen utama yang memengaruhi pasar ialah rilis laporan keuangan emiten tahun buku 2017.

Namun demikian, sentimen tersebut hanya berlaku bagi saham-saham emiten yang melakukan pelaporan. Artinya, faktor laporan keuangan belum cukup memberikan penguatan signifikan terhadap IHSG.

"Rilis laporan keuangan akan menjadi sentimen yang dinantikan pasar. Tapi, sentimen itu hanya berlaku individu kepada emiten bersangkutan sehingga support ke indeksnya belum terlalu besar," ujarnya.

Alfred mencontohkan, pada pekan ini sejumlah emiten yang melaporkan keuangan juga langsung melejit sahamnya. Saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk., (ITMG) meningkat 3,85% pada Jumat (23/2) setelah munculnya laporan keuangan perseroan pada Kamis (22/2) malam.

Selain itu, saham PT Elnusa Tbk., (ELSA) melonjak 8,89% pada Selasa (20/2), setelah perusahaan melaporkan kinerja 2017 pada hari yang sama. Volume transaksi saham anak usaha PT Pertamina (Persero) itu juga melonjak menjadi 610,08 miliar lembar, tertinggi sejak 22 April 2016 sejumlah 631,69 miliar lembar.

Pekan depan, Alfred merekomendasikan investor untuk memantau saham-saham emiten yang akan merilis laporan keuangan seperti Grup Astra dan PT Waskita Karya Tbk., (WSKT). Di samping itu, saham emiten batu bara juga cukup menarik karena tren harga yang memanas.

Koreksi sejumlah saham BUMN karya pada pekan ini akibat moratorium proyek elevated diperkirakan mulai rebound pekan depan. Pasalnya, investor menyadari permasalahan tersebut murni faktor teknis, sehingga tidak memengaruhi fundamental perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper