Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Isu Politik AS-Rusia Berimbas ke Harga Minyak

Setelah melambung setelah pertemuan OPEC pekan lalu, harga minyak mengalami koreksi pada sesi perdagangan pagi ini (4/12/2017) karena berita tentang persaksian Michael Flyyn terhadap kasus hubungan politik Presiden AS Donald Trump dengan Rusia telah menekan saham Wall Street.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Setelah melambung setelah pertemuan OPEC pekan lalu, harga minyak mengalami koreksi pada sesi perdagangan pagi ini (4/12/2017) karena berita tentang persaksian Michael Flyyn terhadap kasus hubungan politik Presiden AS Donald Trump dengan Rusia telah menekan saham Wall Street.

Pada perdagangan Senin (4/12) pukul 08.42 WIB, harga minyak West Texas Inetrmediate (WTI) melemah 0,20 poin atau 0,34% menjadi US$58,16 per barel di New York Merchantile Exchange.

Adapun harga minyak Brent juga turun 0,23 poin atau 0,36% menuju US$63,50 per barel di ICE Futures Europe Exchange yang berbasis di London.

Minyak Brent telah mencapai level tertinggi pada US$64,32 per barel, sehari setelah OPEC dan produsen minyak mentah lainnya sepakat untuk memperpanjang pemangkasan produksi hingga akhir 2018. Adapun minyak WTI sempat mencapai level US$58,36 per barel.

Seperti dilansir Reuters, harga minyak yang sempat melambung karena respons terhadap hasil pertemuan OPEC, kemudian turun dari sesi tertinggi lantaran pasar keuangan mengalami tekanan dari laporan berita ABC yang menerangkan bahwa Donald Trump menginstruksikan mantan penasihat nasional Michael Flynn untuk melakukan kontak dengan Rusia selama kampanye kepresidenan.

Kenaikan harga minyak telah jatuh karena saham Wall Street meluncur menyusul laporan ABC tersebut.

“Harga minyak telah mengurangi kenaikan sebelumnya seiring dengan kerugian yang terlihat di pasar ekuitas, sebagian karena berita tentang Michael Flynn,” kata Abhisek Kumar, Senior Analyst di Interfax Energy’s Global Gas Analyticts di London.

Namun, dikabarkan berita tersebut segera dicabut ABC News dengan penjelasan bahwa arahan Trump dikeluarkan setelah dia terpilih sebagai presiden, bukan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper