Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah menguat pada perdagangan Selasa (21/11/2017) didukung oleh ekspektasi bahwa OPEC dan negara-negara penghasil lainnya pekan depan akan memperpanjang penurunan produksi, sementara data industri AS menunjukkan penurunan cadangan minyak mentah.
"Ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan gambaran makroekonomi yang memburuk di Venezuela akan tetap mendukung harga minyak menjelang pertemuan OPEC November," kata Abhishek Kumar, analis energi senior di Global Gas Analytics Interfax Energy, seperti dikutip Reuters.
Harga minyak Brent menguat 35 sen atau 0,6% ke level US$62,57 per barel, sementara minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) menguat 41 sen atau 0,7% ke posisi US$56,83 per barel.
WTI kemudian bergerak menguat 1,2% ke US$57,14 per barel setelah data Aperican Petroleum Institute (API) yang melaporkan penurunan persediaan minyak mentah AS untuk pertama kalinya dalam tiga pekan terakhir.
Berdasarkan data kelompok perdagangan industri tersebut, perserdiaan minyak AS menurun 6,356 juta barel dalam pekan yang berakhir 17 November, lebih dalam dibanding perkiraan jajak pendapat Reuters yang memperkirakan penurunan 1,5 juta barel.
Analis mengatakan Brent diperkirakan akan berfluktuasi dalam kisaran antara US$ 61 dan US$ menjelang pertemuan OPEC pada 30 November mendatang. OPEC, Rusia dan produsen lainnya diperkirakan akan memperpanjang kesepakatan untuk mengurangi produksi guna mengurangi pasokan global.
"Pasar hanya menunggu konfirmasi bahwa OPEC ingin melanjutkan perpanjangan," kata Ole Hansen, manajer senior Saxo Bank.