Bisnis.com, JAKARTA – Reli harga batu bara masih belum terpatahkan hingga akhir perdagangan hari keempat berturut-turut, Kamis (12/10/2017).
Pada perdagangan Kamis, harga batu bara untuk kontrak Januari 2018, kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam, ditutup menguat 0,85% atau 0,75 poin di US$89,25/metrik ton.
Reli harga batu bara kontrak Januari 2018 berlanjut pada perdagangan hari keempat berturut-turut setelah mencatatkan rebound 0,47% di posisi 86,10 pada Senin (9/10).
Berbanding terbalik dengan batu hitam, reli harga minyak mentah berakhir setelah International Energy Agency (IEA) meragukan prospek dari kesepakatan pengurangan produksi global, bahkan saat adanya laporan yang menunjukkan penurunan persediaan minyak AS yang lebih besar dari perkiraan.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November 2017 ditutup merosot 1,4% atau 0,70 poin di level US$50,60 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun minyak Brent untuk kontrak pengiriman Desember 2017 berakhir melemah 0,69 poin di level US$56,25 di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London.
International Energy Agency (IEA) mengatakan persediaan minyak mentah mungkin akan membengkak tahun depan dan membatasi kenaikan harga.
Bahkan jika OPEC dan pemasok minyak utama lainnya memperpanjang pengurangan produksi, lonjakan output minyak shale di AS dan di tempat lain akan menggagalkan usaha tersebut.
“Pernyataan IEA sangat mengkhawatirkan di pasar," Joseph Bozoyan, manajer portofolio Manulife Asset Management LLC, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (13/10/2017).
"Investor akan terlihat menunggu bukti penurunan pasokan sebelum mereka benar-benar bersikap bullish," lanjutnya.
Pergerakan harga batu bara kontrak Januari 2018 di bursa Rotterdam
Tanggal | US$/MT |
12 Oktober | 89,25 (+0,85%) |
11 Oktober | 88,50 (+1,61%) |
10 Oktober | 87,10 (+1,16%) |
9 Oktober | 86,10 (+0,47%) |
6 Oktober | 85,70 (-1,66%) |
Sumber: Bloomberg