Bisnis.com, JAKARTA – Dolar AS turun tipis pada perdagangan Jumat (22/9/2017) menyusul kembali meningkatknya ketegangan di semenanjung Korea.
Kantor Berita Korea Selatan Yonhap mengabarkan, seperti dilansir Reuters, Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho mengatakan pihaknya yakin Korut dapat mempertimbangkan uji coba bom hidrogen di Samudera Pasifik dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Selain itu, investor juga melihat bagaimana pasar keuangan China akan bereaksi terhadap penurunan peringkat oleh S&P Global Ratings terhadap peringkat kredit negara tersebut..
Indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama lainnya, terpantau melemah 0,22% atau 0,201 poin ke level 92.058 pada pukul 9.25 WIB.
Sementara itu terhadap yen Jepang, dolar AS terpantau melemah 0,60% atau 0,67 poin ke level 111,81 yen per dolar AS pada pukul 9.40 WIB.
Pada hari Kamis (21/9), Bank of Japan mempertahankan pengaturan kebijakannya, termasuk janji terus membeli obligasi sehingga kepemilikannya meningkat hingga 80 triliun yen (US$717,6 miliar). Juga mengejutkan pasar, anggota dewan BOJ berpendapat berbeda dengan bank sentral bahwa kebijakan saat ini cukup untuk meningkatkan inflasi menuju targetnya.
Hal ini bertolak belakang dengan rencana Federal Reserve untuk mulai memangkas neracanya mulai bulan depan. The Fed juga menunjukkan bahwa suku bunga satu kali lagi pada akhir tahun tetap mungkin terjadi.
Banyak investor memperkirakan The Fed akan mengungkapkan nada yang lebih dovish mengingat dampak ekonomi potensial dari badai dan berlanjutnya inflasi yang lamban.
"Pasar melepas pandangan yang terlalu pesimis terhadap suku bunga AS, yang menjadi alasan mengapa dolar telah mencapai titik terendah," kata Masafumi Yamamoto, kepala analis valas di Mizuho Securities, seperti dikutip Reuters.