Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia menilai PT Freeport Indonesia sebaiknya melantai di bursa saham sehingga memberikan kesempatan yang besar bagi rakyat Indonesia untuk memiliki saham perusahaan kakap tersebut.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengatakan rakyat Indonesia merupakan stakeholder terbesar di Tanah Air.
"Jadi berikan dong kesempatan rakyat indonesia untuk menikmati pemerataan pemilikan pendapatan melalui pemilikan dan cara paling gampangnya di pasar modal," ujarnya, Rabu (30/8/2017).
Tito melanjutkan cara itu juga bisa menjaga PT Freeport Indonesia dari tangan-tangan asing. "Kalau satu tahun asing gak boleh beli, dua tahun gak boleh beli, itu bisa dibikin."
Selain pemerataan kepemilikan dari pasar modal, Tito berpendapat lembaga pemerintahan yang memiliki efek langsung terhadap kesejahteran masyarakat juga harus diberikan kesempatan untuk memiliki saham Freeport.
Lembaga yang disebutnya sebagai eligble party itu antara lain Badan Penyelengaran Jaminan Sosial (BPJS), PT Taspen, hingga dana pensiun rakyat Papua.
"Lembaga-lembaga itu kalau maju semua senang, semua rakyat Indonesia bisa langsung merasakannya," jelas Tito.
Lebih lanjut Tito mengatakan dirinya pernah mengajak PT Freeport Indonesia untuk go public. Kala itu, Freeport hanya mengatakan semua keputusan itu tergantung pemegang saham perusahaan.
"Keuntungan go public itu semua jadi transparan. Sudahlah kalau hal-hal yang menjadi perdebatan politik lebih baik go public," paparnya.
Seperti yang diketahui, pemerintah Indonesia dan Freeport-Mcmoran menyepakati divestasi saham PT Freeport Indonesia sebesar 51% ke pada pihak nasional Indonesia.