Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emdeki Utama Targetkan Maksimal Rp400 Miliar Dari IPO

Emiten baru produsen kalsium barbida PT Emdeki Utama akan melepas saham ke publik melalui mekanisme penawaran umum perdana atau initial public offering/IPO dengan target perolehan dana Rp295 miliar hingga Rp400 miliar.
IPO
IPO

Bisnis.com, JAKARTA—Emiten baru produsen kalsium barbida PT Emdeki Utama akan melepas saham ke publik melalui mekanisme penawaran umum perdana atau initial public offering/IPO dengan target perolehan dana Rp295 miliar hingga Rp400 miliar.

Due diligence meeting dan public expose dalam rangka IPO tersebut telah digelar hari ini, Senin (21/8/2017) di Hotel Mulia, Jakarta. Masa penawaran awal dimulai hari ini hingga 31 Agustus 2017.

Adapun, pernyataan efektif diharapkan terbit pada 11 September 2017, selanjutnya masa penawaran umum pada 13-15 September 2017 dan pencatatan saham di BEI pada 20 September 2017.

Emiten yang didirikan oleh para pendiri group Metropolitan Development tersebut berencana menawarkan sebanyak-banyaknya 500 juta saham biasa dengan nilai nominal Rp100 per saham. Indikasi harga penawaran berkisar antara Rp590 hingga Rp800 per saham.

Francis S. Widjaja, CEO Yuanta Sekuritas Indonesia, selaku penjamin pelaksana emisi efek mengatakan bahwa jumlah saham baru yang akan dilepas tersebut setara dengan 25% dari modal disetor dan ditempatkan setelah IPO nanti.

Hiskak Secakusuma, Direktur Utama PT Emdeki Utama, perseroan adalah satu-satunya perusahaan di Indonesia yang memproduksi kalsium karbida. Perseroan beroperasi sejak 1981 dan menguasai pangsa pasar di Indonesia tidak kurang dari 60%, bahkan kini 90%. Sisanya dikuasai produk import.

Bahan kimia dengan rumus kimia CaC2 tersebut digunakan untuk campuran bahan untuk memotong dan mengelas besi dan baja pada industri perkapalan, pertambangan, karoseri mobil, serta industri kecil.

Hiskak mengatakan, perseroan akan menggunakan dana hasil IPO tersebut untuk sejumlah rencana pengembangan usaha. Sebesar 73,91% dari dana hasil IPO akan digunakan untuk belanja modal.

Dari proporsi tersebut, sekitar 48,96% digunakan untuk membiayai pembangunan pabrik high-grade silica alloy dan 24,95% untuk membangun pabrik carbide desulphuriser.
Sementara itu, sekitar 13,41% akan dialokasikan untuk modal kerja kedua pabrik tersebut dan sisanya 12,68% bakal digunakan untuk modal kerja produksi kalsium karbida.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper