Kelebihan pasokan semen dan kian ketatnya kompetisi pasar terus membayangi gerak saham emiten semen. Setelah naik lebih dari 15% sepanjang tahun ini, saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. direkomendasikan jual dengan target penurunan harga ke kisaran Rp14.000-Rp12.800 per saham.
Padahal, berdasarkan data Bloomberg, saham emiten berkode saham INTP ini cenderung bullish sepanjang tahun ini. Secara year to date, saham INTP naik 16,72% dari posisi Rp15.400 per saham pada akhir 2016 ke level Rp17.975 per saham pada penutupan perdagangan Rabu (7/6).
Sepanjang 2017, level tertinggi harga saham INTP berada pada harga Rp18.775 yang terbentuk pada akhir perdagangan saham Selasa (30/5). Adapun dalam 1 tahun terakhir, saham produsen semen Tiga Roda ini bergerak pada rentang Rp14.275-19.400 per saham.
Dibandingkan dengan tiga emiten semen lain, saham INTP mencetak capital gain yang paling tinggi sepanjang Januari-7 Juni 2017. Saham PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. (SMBR) naik 8,2%, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) 0,27%, dan PT Holcim Indonesia Tbk. (SMCB) -12,22% pada periode tersebut.
Priscilla Thany dan Tjandra Lienandjaja, analis Mandiri Sekuritas, mengatakan permintaan semen mulai memperlihatkan peningkatan yang besar. Namun, kondisi tersebut belum cukup untuk mendorong sektor bahan bangunan kembali bullish lantaran masih adanya proyeksi kelebihan pasokan sepanjang 2017-2018.
Mandiri Sekuritas mengubah coverage pada sektor ini dari underweight menjadi netral karena pertumbuhan positif yang didorong oleh realisasi proyek infrastruktur.
"Namun, kami menurunkan rekomendasi untuk Indocement Tunggal Perkasa menjadi sell dengan proyeksi penurunan harga dari Rp17.950 ke target harga Rp14.000 per saham karena nilai valuasi yang mahal," tulisnya dalam riset Kamis (8/6).
Pada tahun ini, Mandiri Sekuritas memproyeksikan INTP bakal mengantongi laba bersih sebesar Rp2,43 triliun dengan nilai perusahaan per EBITDA (EV/EBITDA) sebesar 15,5 kali. Adapun pertumbuhan laba bersih per saham (earning per share/EPS) pada 2017 diperkirakan terkontraksi ke level -37,2% dengan harga per laba bersih (price earning ratio/PER) sebesar 27,2 kali.
Analis Teknikal Mandiri Sekuritas Hadiyansyah mengatakan, dalam jangka pendek INTP berada pada tren yang flat (sideways) dengan rentang Rp17.900-Rp18.500 sebagai level support-resistance.
Sementara itu, analis RHB Sekuritas Indonesia Andrey Wijaya menurunkan rekomendasi saham INTP menjadi jual dengan target harga Rp12.800 per saham.
Berdasarkan riset lapangan yang dilakukan sekuritas, INTP memangkas harga semen Tiga Roda ke level par dengan Semen Gresik di toko bahan bangunan ritel sekitar Jakarta. Harga terendah produk semen Tiga Roda ukuran 40 kg sebesar Rp46.000 pada Mei atau turun 13% dibandingkan dengan harga April 2017.
"Seiring dengan EBIT margin yang kian menyempit, kami menurunkan estimasi laba INTP sebesar 19% pada 2017 dan downgrade rekomendasi saham menjadi jual," tulisnya dalam riset Rabu (7/6).
Andrey meyakini langkah penurunan harga jual merupakan strategi INTP untuk meraih kembali pangsa pasar di tengah ketatnya kompetisi, khususnya di Jawa Barat dan Kalimantan. Pada 2015 dan 2016, pangsa pasar semen INTP mencapai 27,1% dan 26%.
Selain menurunkan harga jual, INTP juga meluncurkan produk lapis kedua dengan merek semen Rajawali. Namun, dua strategi itu dinilai tidak cukup efektif untuk mempertahankan pangsa pasar.
"Kami menurunkan target harga INTP dari Rp15.700 menjadi Rp12.500 per saham. Level harga tersebut mengimplikasikan proyeksi PE 2017 sebesar 15 kali," pungkasnya.