Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK: Berfluktuasi Dipicu Kesepakatan Pengurangan Produksi

Harga minyak berfluktuasi dalam kisaran ketat pada Jumat (30/9/2016) atau Sabtu (1/10/2016) pagi WIB, karena investor menjadi berhati-hati setelah kenaikan kuat baru-baru ini didorong oleh kesepatan pengurangan produksi di antara anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Markas OPEC di Wina, Austria/Reuters-Leonhard Foeger
Markas OPEC di Wina, Austria/Reuters-Leonhard Foeger

Bisnis.com, NEW YORK -  Harga minyak berfluktuasi dalam kisaran ketat pada Jumat (30/9/2016) atau Sabtu (1/10/2016) pagi WIB, karena investor menjadi berhati-hati setelah kenaikan kuat baru-baru ini didorong oleh kesepatan pengurangan produksi di antara anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November bertambah US$0,41  menjadi  US$48,24  per barel di New York Mercantile Exchange.

Namun harga minyak sedikit lebih rendah di perdagangan London, gagal menembus ambang batas US$50 per barel.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman November turun US$0,18  menjadi  US$49,06  per barel di London ICE Futures Exchange.

OPEC pada Rabu (28/9) mencapai kesepakatan "bersejarah" untuk memangkas produksi minyak mereka dari 33,24 juta barel per hari ke kisaran 32,5 juta hingga 33 juta barel per hari, menandai kesepakatan pemotongan produksi pertama di antara anggota OPEC dalam delapan tahun terakhir.

Sentimen optimis atas kesepakatan OPEC telah mendorong harga minyak menguat lebih dari tuju persen dalam dua sesi terakhir. Namun, beberapa analis mengatakan masih ada ketidakjelasan atas rinciannya, serta risiko kesepakatan bisa menyelesaikan masalah.

Sementara itu, jumlah rig yang beroperasi di ladang-ladang AS naik tujuh rig menjadi 425 rig pada minggu ini, menandai kenaikan pekan ke-13 dari 14 pekan terakhir, perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes melaporkan pada Jumat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/Xinhua
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper