Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Emiten LQ-45: Ini Daftar Laba 45 Perusahaan dalam 3 Bulan

Perusahaan yang tergabung dalam saham-saham paling likuid atau Indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia membukukan pertumbuhan laba yang tipis 1,14% menjadi Rp41,39 triliun pada kuartal I/2016 year-on-year.
Waskita/Ilustrasi
Waskita/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan yang tergabung dalam saham-saham paling likuid atau Indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia membukukan pertumbuhan laba yang tipis 1,14% menjadi Rp41,39 triliun pada kuartal I/2016 year-on-year.

Dari data yang dirangkum Bisnis.com, sebanyak 88% emiten yang tergabung dalam Indeks LQ-45 telah merilis kinerja keuangan kuartal I/2016. Lima emiten lainnya masih belum merilis laporan keuangan interim unaudited.

Laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk memang tumbuh tipis, tetapi rugi bersih juga menipis 15,06% menjadi Rp204,01 miliar. Meski penderita kerugian berubah, jumlah emiten yang merugi konsisten satu perusahaan sejak 2014, dan sebanyak 39 lainnya berhasil mengantongi laba.

Tiga besar emiten peraih pertumbuhan laba tertinggi yakni PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) yang melesat 965% menjadi Rp127,3 miliar, PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) yang meroket 167,5% menjadi Rp417,5 miliar, dan PT Global Mediacom Tbk. (BMTR) melompat 135% menjadi Rp212,82 miliar.

Sebaliknya,  PT Sumarecon Agung Tbk. (SMRA) menempati posisi buncit dengan koreksi laba 88,5% menjadi Rp28,29 miliar. Disusul oleh PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) yang ambrol 67,47% menjadi Rp258,73 miliar dan PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP) dengan penurunan 67,05% menjadi Rp50,43 miliar. (lihat tabel)

Sementara, PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) pada awal tahun ini harus menderita rugi bersih Rp204,01 miliar dari sebelumnya laba Rp347,99 miliar (Kurs Rp13.227 per dolar AS). Sedangkan, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. (ANTM) berhasil membukukan laba Rp5,29 miliar dari tahun sebelumnya rugi Rp240,2 miliar.

Analis PT KDB Daewoo Securities Indonesia Franky Rivan, mengatakan pemangkasan BI Rate diproyeksi belum berdampak terhadap kinerja emiten properti dan perbankan. Bahkan, pra-penjualan yang dibukukan emiten properti masih terkoreksi.

"Kelihatanya kredit pemilikan rumah (KPR) bakal growing dan bisa membantu developer untuk menggenjot marketing sales," tuturnya kepada Bisnis.com, Senin (2/5/2016).

Saat ini, sambungnya, perusahaan tengah menggenjot properti berharga murah Rp600 juta hingga Rp1,5 miliar. Sedangkan, pendapatan berulang (recurring income) masih menjadi salah satu andalan yang dapat memberikan kontribusi pada perusahaan properti.

Berikut daftar kinerja emiten LQ-45 pada kuartal I/2016 dalam miliaran rupiah:

No

Ticker

2015

2016

Perubahan (%)

1

WSKT

11,95

127,31

965,36

2

AALI

156,09

417,54

167,50

3

BMTR

90,44

212.82

135.32

4

ASRI

279,57

527,39

88,64

5

CPIN

430,49

762,43

77,11

6

MNCN

285,16

479.55

68.17

7

PWON

328,62

543,22

65,30

8

GGRM

1.281,96

1.693,36

32,09

9

LPPF

184,97

243,72

31,76

10

INDF

870,08

1.085,54

24,76

11

BBTN

402,26

491,09

22,08

12

TLKM

3.814

4.587

20,27

13

ICBP

796,79

944,78

18,57

14

SILO

34,52

40,51

17,35

15

JSMR

350,13

408,52

16,68

16

WIKA

61,5

71,67

16,54

17

BBCA

4.057,28

4.507,31

11,09

18

HMSP

2.899,39

3.118,71

7,56

19

KLBF

528,65

563,23

6,54

20

BBNI

2.816,93

2.972,86

5,54

21

PTPP

93,53

98,16

4,95

22

SRIL

198,34

207,12

4,43

23

BBRI

6.143,39

6.245,48

1,66

24

ADHI

10,62

10,68

0,56

25

UNVR

1.591,69

1.570,04

(1,36)

26

PTBA

340,33

332,57

(2,28)

27

ADRO*

820,26

795,8

(2,98)

28

PGAS

1.509,25

1.335,29

(11,53)

29

SMGR

1.190,22

1.033,59

(13,16)

30

AKRA

295,23

255,19

(13,56)

31

INTP

1.145,88

958

(16,40)

32

SCMA

321,05

265,26

(17,38)

33

ASII

3.992

3.112

(22,04)

34

LPKR

417,36

308,67

(26,04)

35

UNTR

1.636,33

730,51

(55,36)

36

LSIP

153,03

50,43

(67,05)

37

BSDE

795,39

258,73

(67,47)

38

SMRA

247,85

28,29

(88,59)

39

ANTM

(240,2)

5,29

NA

40

INCO*

347,99

(204,01)

NA

Keterangan:

Kurs ADRO Rp13.333 (31 Maret 2016), dan Rp13.888 (31 Desember 2015).
Kurs INCO Rp13.227 (31 Maret 2016), dan Rp13.888 (31 Desember 2015).
Kurs PGAS Rp13.276 (31 Maret 2016), dan Rp13.795 (31 Desember 2015).
Kurs SRIL Rp13.333 (31 Maret 2016), dan Rp13.888 (31 Desember 2015).

Sumber: Laporan keuangan perseroan, diolah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper