Bisnis.com, JAKARTA— Harga CPO akhirnya bisa menguat 0,21% di level 2.387 ringgit atau Rp7,54 juta per ton pada Rabu (13/1/2016) pukul 11.26 WIB.
Sebelumnya, kontrak berjangka CPO untuk Maret 2016, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, harga CPO dibuka melemah 0,04% pada level 2.381 ringgit per ton.
Hal ini sejalan dengan pengingkatan impor minyak kedelai China yang naik 14% mencapai 81,69 juta ton pada 2015. China merupakan negara importer terbesar kedua setelah Thailand.
CPO diperdagangkan menguat di saat mayoritas pasar saham dan komoditas global bergerak di zona merah, akibat kecemasan atas laju perlambatan ekonomi China.
Harga minyak Brent juga mengalami kenaikan 1,20% ke US$31,23/barel pada siang ini.
Sebelumnya, seperti yang dikutip Bloomberg, Ahli Strategi Pasar di Jupiter Securities Sdn. di Kuala Lumpur Benny Lee mengatakan produksi cukup terpengaruh, sehingga persediaan kemungkinan akan turun lebih dalam pada kuartal ini.
“Penurunan stok bahkan mendorong harga menyentuh 2.600 ringgit selama bulan depan,” kata Lee.
Produksi setahun penuh di Malaysia tumbuh ke rekor 19,96 juta pada 2015 dari 19,67 juta ton pada tahun lalu yang ditunjukkan oleh situs MPOB.
Pergerakan Harga Kontrak CPO Maret 2016
Tanggal | Level | Perubahan |
13/1/2016 (11.26) | 2.387 | +0,21% |
12/1/2016 | 2.382 | -0,67% |
11/1/2016 | 2.398 | -1,52% |
8/1/2016 | 2.435 | +0,54% |
7/1/2016 | 2.422 | -1,06% |
Sumber: Bloomberg