Bisnis.com, JAKARTA – PT Adhi Karya Tbk. masih membutuhkan dana segar tak kurang dari Rp7,16 triliun untuk membiayai proyek pembangunan transportasi massal kereta api ringan (light rail transit/LRT) beserta proyek pendukungnya.
Tambahan dana untuk kelancaran proyek itu diperkirakan bersumber dari pinjaman perbankan maupun skema lain yang memungkinkan.
Dalam prospektus ringkas yang disampaikan kepada otoritas bursa, kamis (17/9/2015), perseroan resmi melakukan penawaran umum terbatas (PUT) dengan hak memesan efk terlebih dahulu (HMETD) senilai Rp2,74 triliun.
“Pembangunan proyek LRT beserta properti pendukungnya akan dibangun dengan konsep transit oriented development dan dilakukan secara bertahap dengan total kebutuhan dana untuk awal proyek sekitar Rp9,9 triliun yang akan didanai dari hasil PUT I dan pinjaman bank,” tulis manajemen dalam prospektusnya.
Rencananya, perseroan akan membangun transportasi massal berbasis rel kereta beserta stasiun dan properti pendukung sesuai penugasan yang diberikan pemerintah.
Penugasan kepada Adhi Karya ditetapkan dalam Peraturan Presiden No. 98/2015 yang ditandatangani pada 2 September 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan Terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel