Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDEKS BEI: IHSG Pekan Depan Sideways, Rupiah Masih Rp14.200/US$

Perdagangan saham sepanjang pekan depan masih akan sepi akibat investor tengah menunggu aksi The Fed dan bursa China. Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan masih sideways.
Papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat dari kaca mata karyawan saat di Bursa Efek Indonesia di Jakarta/ Bisnis-Abdullah Azzam
Papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat dari kaca mata karyawan saat di Bursa Efek Indonesia di Jakarta/ Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Perdagangan saham sepanjang pekan depan masih akan sepi akibat investor tengah menunggu aksi The Fed dan bursa China. Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan masih sideways.

Analis PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe mengatakan Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada pekan depan masih akan bergerak pada level 4.300-4.700. Transaksi saham pekan depan akan melanjutkan sepinya jual beli pada pekan ini.

“Pasar masih wait and see karena bursa China libur. Investor juga masih menunggu The Fed yang akan dirilis 16-17 September,” ungkapnya saat dihubungi Bisnis.com, Jumat (4/9/2015).

Dia menilai investor masih menahan transaksi  di lantai bursa. Pasalnya, selama Federal Reserve belum mengumumkan penaikan suku bunga, investor tetap berada dalam ketidakpastian.

Akhir pekan ini, investor asing membukukan aksi jual bersih atau net sell tipis Rp58,64 miliar dengan volume 42,29 juta lembar. Total transaksi pada Jumat (4/9/2015), mencapai Rp4,12 triliun dengan volume 4,33 miliar lembar.

Sepanjang pekan ini, IHSG melemah 0,69% dan membuat koreksi Indeks Jakarta kian dalam mencapai 15,53% year-to-date. Kemarin, IHSG terkoreksi 0,40% atau 17,77 poin ke level 4.415,34.

Pada saat yang sama, kurs rupiah kian terkapar dan menembus level psikologis Rp14.200 per dolar Amerika Serikat. Kurs rupiah mendekati level terlemah sepanjang sejarah sejak 1998 silam.

Berdasarkan data Bloomberg, kurs rupiah kian lunglai dan ditutup terdepresiasi tipis 0,01% atau 2 poin ke level Rp14.172/US$. Sepanjang kemarin, rupiah di pasar spot sempat menembus level terlemah Rp14.204/US$ dan terkuat Rp14.163/US$.

Kiswoyo memerkirakan, nilai tukar rupiah diperkirakan masih stabil di level atas Rp14.000/US$. Dia memerkirakan, pergerakan rupiah berada pada kisaran Rp13.800-Rp14.200 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper