Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rencana Buyback Saham BUMN, Apa Penilaian Analis?

Sejumlah emiten BUMN berencana untuk menggelar pembelian kembali saham atau buyback setelah terjadi penurunan harga cukup dalam sejak awal tahun ini. Lantas, apakah langkah tersebut positif dilakukan?
Suasana di sebuah kantor sekuritas/JIBI-Dedi Gunawan
Suasana di sebuah kantor sekuritas/JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA—Sejumlah emiten BUMN berencana untuk menggelar pembelian kembali saham atau buyback setelah terjadi penurunan harga cukup dalam sejak awal tahun ini. Lantas, apakah langkah tersebut positif dilakukan?

Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, saham-saham perbankan dan pelat merah selama ini menjadi penggerak utama pasar modal Indonesia. Bahkan, tiga bank besar menguasai kapitalisasi pasar hingga sekitar 35%.

Saham bank-bank BUMN yang menjadi penggerak pasar itu antara lain PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

"Mereka bisa menggerakkan IHSG signifikan, paling yang harus dilihat apakah buyback itu dilakukan setiap hari. Tergantung strategi dan aturan main karena ada batasan biar buyback tidak disalahgunakan," ungkapnya kepada Bisnis akhir pekan lalu.

Dia mengatakan Presiden Joko Widodo menaruh perhatian cukup besar terhadap pasar modal. Pasalnya, kemenangan Jokowi saat pencalonan juga didukung oleh sentimen positif bursa saham.

Kendati demikian, saat IHSG melorot 12,30% sejak awal tahun, Kementerian BUMN di bawah pemerintahan Jokowi justru tidak memberikan perhatian khusus terhadap pasar modal.

Perhatian justru diberikan oleh Kepala OJK Muliaman D. Haddad. OJK mengkaji agar emiten dapat melakukan pembelian kembali saham tanpa melewati RUPS ketika pasar modal sedang anjlok.

"Bisa lihat IHSG jatuh 2-3 hari kemarin, tidak ada statemen kementerian BUMN. Waktu era Dahlan Iskan, mereka bisa meng-counter dan mendinginkan pasar, BUMN bisa buyback," paparnya.

Dia menilai, rencana buyback saham oleh emiten pelat merah dapat menggerakan pasar, khususnya saham-saham perbankan. Saat ini, rasio harga saham sejumlah emiten perbankan memang telah cukup rendah.

Pasar Modal

Secara terpisah, analis PT Pemeringkat Efek Indonesia Guntur Tri Hariyanto mengatakan, rencana buyback saham emiten BUMN dan bank pelat merah dipastikan dapat menggerakkan pasar modal.

"Meski secara keseluruhan enggak bisa membantu banyak, tetapi dengan kondisi ini, investor domestik yang dimotori emitennya sendiri, bisa masuk dan men-drive pasar, dibandingkan dengan hanya menjadi penonton," ujarnya.

Menurutnya, rencana pembelian kembali saham menjadi sebuah langkah bagus yang dimotori oleh BUMN. Dia berharap, Dana Pensiun sebagai pemilik modal, dapat mengikuti aksi beli yang dilakukan oleh bank pelat merah.

Valuasi saham bank BUMN, sambungnya, dinilai cukup rendah bila dibandingkan dengan kinerja perseroan secara fundamental. Bank-bank pelat merah masih membukukan kinerja pertumbuhan positif meski lebih lambat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Nurhaida, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, sebelumnya mengatakan untuk menjaga stablitas pasar saham, OJK bisa saja mempertimbangkan wacana buyback tanpa RUPS.

“Kami akan kaji situasinya untuk kemudian diambil kebijakan apakah akan diterapkan kembali buyback tanpa RUPS,” kata Nurhaida.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper