Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas tergelincir pada perdagangan sepanjang pekan lalu, tertekan oleh penguatan dolar AS serta sinyal positif dari negosiasi dagang antara Amerika Serikat dan Uni Eropa yang menggerus daya tarik aset lindung nilai.
Melansir Reuters, Senin (28/7/2025), harga emas di pasar spot tercatat melemah 0,38% sepekan lalu ke level 3.338,36 per troy ounce. Sementara itu, harga emas berjangka Comex di AS tercatat melemah 0,68% ke level US$3.335,6 per troy ounce.
Penguatan indeks dolar AS (.DXY) dari posisi terendah dalam lebih dari dua pekan membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pembeli internasional.
Peter Grant, Wakil Presiden sekaligus analis logam senior di Zaner Metals mengatakan harapan tercapainya kesepakatan dengan Uni Eropa sebelum tenggat 1 Agustus menekan permintaan aset safe haven karena selera risiko investor meningkat.
Adapun pada Minggu (28/7/2025), AS dan Uni Eropa menyepakati perjanjian dagang yang akan memberlakukan tarif sebesar 15% atas sebagian besar ekspor dari blok tersebut, termasuk mobil, guna menghindari potensi perang dagang yang dapat mengguncang perekonomian global.
Melansir Bloomberg pada Senin (28/7/2025), kesepakatan ini tercapai kurang dari sepekan sebelum tenggat 1 Agustus 2025 yang ditetapkan Presiden AS Donald Trump untuk mulai memberlakukan tarif lebih tinggi.
Baca Juga
Sebelumnya, Trump mengancam akan mengenakan bea masuk hingga 50% terhadap hampir seluruh produk Uni Eropa, yang kemudian diturunkan menjadi 30% dalam upaya mempercepat perundingan.
Trump mengumumkan kesepakatan tersebut pada Minggu, (27/7/2025), waktu setempat setelah bertemu Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di klub golf miliknya di Turnberry, Skotlandia. Namun, rincian lengkap kesepakatan belum dipublikasikan.
“Ini adalah kesepakatan terbesar dari semua,” ujar Trump.
Sementara itu, von der Leyen menyebut perjanjian ini akan membawa stabilitas dan kepastian.
Di sisi data ekonomi, klaim tunjangan pengangguran AS turun ke level terendah dalam tiga bulan terakhir—sebuah sinyal bahwa pasar tenaga kerja tetap stabil meskipun laju perekrutan cenderung melambat.
Kondisi ini diyakini akan memberi ruang bagi The Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25%-4,50% dalam pertemuan pekan depan, kendati tekanan inflasi mulai meningkat seiring dampak tarif impor yang diberlakukan Presiden Donald Trump.
Kunjungan mendadak Trump ke bank sentral menjadi manuver terbaru untuk menekan Gubernur The Fed Jerome Powell, dengan desakan agar suku bunga dipangkas lebih dalam.
“Emas mungkin akan menarik minat beli di kisaran US$3.300, namun kemungkinan belum menembus rekor tertinggi baru hingga setelah keputusan The Fed,” tambah Grant.
Ia memperkirakan bahwa pertemuan itu bisa menjadi sinyal menuju pemangkasan suku bunga di akhir tahun ini. Secara historis, emas cenderung tampil solid saat ketidakpastian ekonomi meningkat dan suku bunga berada di level rendah.