Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah emiten tambang melaporkan biaya eksplorasinya pada hingga Juni 2025. Emiten tersebut seperti CUAN, ITMG, hingga ANTM.
Dalam laporan eksplorasi terbarunya, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) melaporkan telah mengeluarkan biaya eksplorasi sebesar Rp3,05 miliar per 9 Juli 2025. Eksplorasi ini dilakukan anak usaha CUAN, PT Intam di Sumbawa, NTB.
Direktur Utama CUAN Michael menjelaskan CUM melakukan mapping geologi & channel sampling oleh tim geologis PT Intam. Setelah eksplorasi ini dilakukan, rencana tindak lanjut dari CUAN adalah melakukan regional mapping di kawasan West Ledang, Sumbawa.
Perusahaan lainnya yang juga melaporkan aktivitas eksplorasi adalah PT Merdeka Copper & Gold Tbk. (MDKA). MDKA melanjutkan kegiatan eksplorasinya di empat lokasi di Indonesia, yaitu di Tujuh Bukit di Jawa Timur, eksplorasi DSI di Jawa Timur, Pulau Wetar di Maluku Barat Daya, dan Pani di Gorontalo.
“Total pengeluaran untuk eksplorasi selama kuartal II/2025 adalah berkisar Rp115,96 miliar atau setara US$7,03 juta,” tulis manajemen MDKA.
Selain MDKA, emiten batu bara PT Indo Tambang Raya Megah Tbk. (ITMG) juga melaporkan kegiatan eksplorasinya. ITMG diketahui mengeluarkan biaya eksplorasi dengan total Rp10,17 miliar pada lima tambang perseroan.
Baca Juga
Eksplorasi tersebut difokuskan pada aktivitas pengeboran pre-production dan development dengan metode pengeboran lubang terbuka dan pengeboran inti di masing-masing anak usaha ITMG.
Sementara itu, emiten emas pelat merah PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) melaporkan eksplorasi yang berfokus pada komoditas emas, nikel, dan bauksit, dengan jumlah pengeluaran sebesar Rp107,68 miliar.
Eksplorasi emas dilakukan ANTM di Pongkor, Jawa Barat, dengan kegiatan pengeboran in mine drilling dan deep drilling.
Kemudian eksplorasi nikel dilakukan ANTM di daerah Konawe Utara dan Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Adapun eksplorasi bauksit ANTM dilakukan di daerah Tayan, Landak, dan Mempawah - Toho, Kalimantan Barat.
Selanjutnya, emiten emas lainnya yakni PT Archi Indonesia Tbk. (ARCI) juga tercatat melakukan eksplorasi melalui anak usahanya, PT Meares Soputan Mining (MSM) dan PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN). Kegiatan eksplorasi tersebut dilakukan dengan metode pengeboran diamond drilling dan reverse circulation.
“Total biaya eksplorasi periode Januari 2025 sampai Juni 2025 adalah sebesar US$4,5 juta,” tulis manajemen ARCI.
Emiten tambang lainnya, yaitu PT Timah Tbk. (TINS) juga melaporkan aktivitas eksplorasinya. TINS mengeluarkan biaya eksplorasi dengan total sebesar Rp29,4 miliar untuk kuartal II/2025.
Kegiatan eksplorasi ini dilakukan TINS baik di darat maupun di laut. TINS juga menyampaikan untuk kuartal III/2025, perseroan akan melakukan evaluasi dan melanjutkan kegiatan eksplorasi bulan sebelumnya.
Sementara itu, PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) tercatat mengeluarkan biaya eksplorasi sebesar US$1,5 juta selama April-Juni 2025. Kegiatan eksplorasi Vale ini difokuskan pada blok Sorowako, Sulawesi Selatan dan Bahodopi, Sulawesi Tenggara.
Adapun emiten lainnya, PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) mencatatkan pengeluaran biaya eksplorasi sebesar US$2,85 juta pada kuartal II/2025. Eksplorasi ini dilakukan anak usaha AMMN di Blok Elang, Rinti, dan Lampui, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Daftar Biaya Eksplorasi Emiten Tambang:
Emiten | Biaya Eksplorasi |
CUAN | Rp3,05 miliar |
MDKA | Rp115,69 miliar |
AMMN | US$5,69 juta |
GEMS | Rp21,82 miliar |
INDY | Rp5,10 miliar |
CITA | Rp5,05 miliar |
ANTM | Rp107,68 miliar |
ITMG | Rp10,17 miliar |
BSSR | Rp524 juta |
ARCI | US$4,52 juta |
BRMS | US$3,24 juta |
UNTR | Rp16,42 miliar |
TINS | Rp29,43 miliar |
INCO | US$1,5 juta |
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.