Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang rupiah kembali ditutup melemah pada perdagangan Senin (14/7/2025) ke level Rp16.250 per dolar AS. Selain rupiah, mayoritas mata uang Asia lainnya juga melemah di hadapan dolar AS.
Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 32 poin atau 0,20% ke Rp16.250 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,03% ke 97,88.
Mayoritas mata uang Asia lainnya ditutup beragam sore ini, dengan yen Jepang naik 0,06%, dolar Singapura turun 0,04%, dolar Taiwan melemah 0,30%, dan won Korea melemah 0,28%.
Lalu peso Filipina melemah 0,32%, rupee India turun 0,22%, yuan China menguat 0,02%, ringgit Malaysia melemah 0,11%, dan baht Thailand menguat 0,18%.
Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, sentimen datang dari pengumuman tarif Trump pekan lalu, yang bakal berlaku efektif mulai 1 Agustus. Hal ini dinilai bakal memberikan waktu yang terbatas bagi negara-negara ekonomi utama untuk menemukan kesepakatan dengan AS.
Selain itu, Trump juga dinilai memberikan sinyal bahwa ia tidak akan memperpanjang waktu melebihi 1 Agustus 2025. Terlebih lagi, tarif AS telah memberikan bea masuk sebesar 25% untuk Jepang dan Korea Selatan, dan tarif 50% untuk Brasil.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia telah melaporkan jumlah utang luar negeri Indonesia pada Mei 2025 naik menjadi US$4,05 miliar atau sekitar Rp66 triliun, menjadi sekitar Rp7.100,28 triliun dengan asumsi kurs JISDOR BI Rp16.300 per dolar AS.
"Utang luar negeri tersebut mencatatkan kenaikan dalam dolar AS, tetapi jumlahnya justru menurun jika dikonversi menjadi rupiah," katanya dalam keterangan resmi, Senin (14/7/2025).
Posisi utang luar negeri juga tumbuh 6,8% year on year (YoY), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada April 2025 sebesar 8,2%.
Hal itu dinilai disebabkan oleh perlambatan utang luar negeri di sektor publik dan kontraksi pertumbuhan utang luar negeri swasta.
"Secara umum struktur utang luar negeri Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya," tambahnya.
Perkembangan utang luar negeri disebut dipengaruhi oleh pembayaran jatuh tempo Surat Berharga Negara (SBN) internasional, di tengah aliran masuk modal asing pada SBN domestik.
Hal ini seiring dengan tetap terjaganya kepercayaan investor global terhadap prospek perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Dolar AS Perkasa, Rupiah Ditutup Melemah Sentuh Rp16.250
Mata uang rupiah kembali ditutup melemah pada perdagangan Senin (14/7/2025) ke level Rp16.250 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : I Putu Gede Rama Paramahamsa
Editor : Rio Sandy Pradana
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

34 menit yang lalu
Petunjuk Terbaru JP Morgan untuk Pemegang Saham Pakuwon (PWON)

1 jam yang lalu
Astra International (ASII) Eyes Recovery in Second Half
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

33 menit yang lalu
Krakatau Steel (KRAS) Mau Garap 200 Hektare Lahan di Cilegon

1 jam yang lalu
Prospek Minat Investor di Obligasi Ritel SBR014
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
