Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas terpantau turun setelah bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan dan memberi sinyal bahwa laju pemangkasan suku bunga ke depan akan lebih lambat.
Berdasarkan data Reuters pada Kamis (19/6/2025), harga emas di pasar spot melemah 0,4% ke level US$3.374,75 per troy ounce. Sementara itu, harga emas berjangka AS naik tipis 0,03% ke posisi US$3.408,10 per troy ounce.
Harga emas sempat menguat setelah The Fed mengumumkan bahwa suku bunga acuan tetap berada di kisaran 4,25%–4,50% dan mengindikasikan adanya peluang pemangkasan sebesar 50 basis poin hingga akhir tahun ini.
Namun, pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell dalam konferensi pers setelah pengumuman keputusan suku bunga justru menekan sentimen pasar.
Analis logam independen, Tai Wong mengatakan, Powell meredam optimisme awal dengan berulang kali menyatakan bahwa dengan tingkat pengangguran yang masih rendah dan stabil, The Fed berada di posisi yang tepat untuk menunggu dan melihat.
"Dia memberi sinyal bahwa pertemuan September bisa menjadi pertemuan yang penting, tetapi itu tidak cukup untuk pasar aset, termasuk emas, yang berharap sikap The Fed lebih dovish. Harga emas perlu kembali ke level US$3.400 agar tren bullish dapat menguat," lanjutnya.
Baca Juga
Sementara itu, meski The Fed masih memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin pada tahun ini, proyeksi ke depan menunjukkan pemangkasan yang lebih lambat yakni masing-masing 25 basis poin pada 2026 dan 2027.
Powell juga menegaskan bahwa proyeksi suku bunga tersebut bisa berubah bergantung pada data ekonomi terbaru, khususnya inflasi.
Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Rabu (18/6/2025) waktu setempat bahwa dirinya mungkin akan bertemu dengan Iran untuk membahas konflik Israel-Iran, menambah ketidakpastian geopolitik global.
Secara historis, ketegangan geopolitik dan suku bunga rendah menjadi faktor yang mendukung permintaan terhadap aset lindung nilai seperti emas.
“Tren kuat untuk mencari penyimpanan nilai alternatif di luar dolar AS masih berlanjut, didorong oleh meningkatnya keinginan untuk memiliki aset yang bebas dari kendali eksternal,” ujar Ryan McIntyre, Managing Partner di Sprott Inc.
Pada perkembangan lain, harga perak spot turun 1,5% ke level US$36,70 per ounce. Di sisi lain, platinum menguat 4,3% ke US$1.319,03 setelah sempat naik 5% ke level tertinggi sejak Februari 2021. Adapun harga palladium terkoreksi 0,5% ke level US$1.046,75.
Goldman Sachs dalam catatannya menyebut bahwa reli terbaru pada platinum dan perak lebih bersifat spekulatif dan belum ditopang oleh fundamental yang kuat.