Bisnis.com, JAKARTA — Deretan saham emiten minyak dan gas seperti PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) dan PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) dinilai mendapatkan dorongan dari kenaikan harga minyak dunia yang "terbakar" di tengah konflik Iran dan Israel.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham deretan emiten migas seperti ENRG dan MEDC memang sempat menanjak pada perdagangan kemarin, Senin (16/6/2025) seiring lonjakan harga minyak dunia karena memanasnya konflik Iran dan Israel. Harga saham ENRG misalnya menguat 18,25% dan MEDC naik 1,79% pada perdagangan kemarin.
Namun, harga saham deretan emiten migas hari ini, Selasa (17/6/2025) lesu. Harga saham ENRG misalnya turun 4,32% pada perdagangan hari ini, Selasa (16/6/2025) ke level Rp310 per lembar.
Harga saham MEDC pun turun 2,46% ke level Rp1.390 per lembar. Kemudian, harga saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk. (APEX) turun 3,88% ke Rp99 per lembar.
Selain itu, harga saham PT Elnusa Tbk. (ELSA) turun 0,98% ke Rp505 per lembar, dan PT ESSA Industries Indonesia Tbk. (ESSA) turun 0,81% ke Rp610 per lembar. Lalu, harga saham PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) turun 3,17% ke Rp2.750 per lembar.
Sementara itu, harga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) stagnan di level Rp1.685 per lembar. Adapun, PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) mencatatkan kenaikan harga saham 1,17% ke Rp1.295 per lembar.
Baca Juga
Lesunya harga saham emiten migas hari ini terjadi seiring dengan penurunan harga minyak dunia ke sekitar US$1 per barel menyusul laporan bahwa Iran mendorong upaya perdamaian dengan Israel. Peluang gencatan senjata ini meredakan kekhawatiran pasar akan potensi gangguan pasokan minyak dari kawasan Timur Tengah.
Melansir Reuters pada Selasa (17/6/2025), Iran dilaporkan telah meminta Qatar, Arab Saudi, dan Oman untuk mendorong Presiden AS Donald Trump menggunakan pengaruhnya terhadap Israel agar segera menyetujui gencatan senjata.
Sebagai imbalannya, Teheran disebut bersedia menunjukkan fleksibilitas dalam pembicaraan terkait program nuklirnya. Sebelumnya, Wall Street Journal juga melaporkan bahwa Iran tengah mencari peluang gencatan senjata.
“Para pelaku pasar mulai mengurangi spekulasi bahwa saling serang antara Israel dan Iran akan berkembang menjadi perang regional besar yang bisa mengancam infrastruktur energi,” kata Robert Yawger, analis Mizuho.
Prospek Saham Migas
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan ketegangan di Timur Tengah, yang dipicu oleh tindakan militer Israel terhadap Iran, sempat mendorong harga minyak dalam tren naik.
"Kenaikan harga minyak dunia akan mendapatkan benefit bagi saham migas," kata Nafan kepada Bisnis pada Selasa (17/6/2025).
Namun, menurutnya benefit yang didapatkan oleh saham-saham migas menurutnya hanya jangka pendek. Sebab, eskalasi perang di Timur Tengah akan perlahan menurun seiring terjadinya gencatan senjata.
Nafan sendiri merekomendasikan dua saham migas yakni MEDC dan RAJA dengan target harga saham masing-masing Rp1.595 per lembar dan Rp3.380 per lembar.
Analis Samuel Sekuritas Prasetya Gunadi dalam risetnya juga merekomendasikan sejumlah saham defensif di tengah risiko geopolitik, termasuk kondisi memanas di Timur Tengah.
"Mengingat perkembangan terkini, kami merekomendasikan investor untuk beralih ke sektor terkait komoditas, khususnya saham terkait minyak seperti MEDC dan AKRA," tulis Prasetya dalam risetnya.
Sementara, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Imam Gunadi menilai di tengah gejolak konflik Iran dan Israel terdapat sejumlah saham yang direkomendasikan, yakni MEDC dan ELSA.
"Konflik Israel dan Iran memicu kenaikan harga minyak secara global karena adanya kekhawatiran akan terganggunya jalur distribusi melalui Selat Hormuz, jalur vital ekspor minyak dunia," tulis Imam dalam risetnya.
Berdasarkan data Bloomberg, konsensus analis terbaru menunjukan bahwa sebanyak 16 sekuritas menyematkan rekomendasi beli untuk MEDC. Sebanyak tiga sekuritas merekomendasikan hold. Target harga saham MEDC sendiri berada di level Rp1.578,33 per lembar dalam 12 bulan ke depan.
Untuk saham ENRG, konsensus analis terbaru menunjukan bahwa sebanyak dua sekuritas menyematkan rekomendasi beli. Target harga saham ENRG sendiri berada di level Rp460 per lembar dalam 12 bulan ke depan.
Untuk saham ELSA, konsensus analis terbaru menunjukan bahwa sebanyak lima sekuritas menyematkan rekomendasi beli. Target harga saham ELSA sendiri berada di level Rp635 per lembar dalam 12 bulan ke depan.
Untuk saham ESSA, konsensus analis terbaru menunjukan bahwa sebanyak lima sekuritas menyematkan rekomendasi beli. Target harga saham ESSA sendiri berada di level Rp920 per lembar dalam 12 bulan ke depan.
Untuk saham PGAS, konsensus analis terbaru menunjukan bahwa sebanyak sembilan sekuritas menyematkan rekomendasi beli. Lalu, 11 sekuritas merekomendasikan hold dan dua sekuritas merekomendasikan sell untuk PGAS. Target harga saham PGAS sendiri berada di level Rp1.775,87 per lembar dalam 12 bulan ke depan.
Selain itu, untuk saham RAJA, konsensus analis terbaru menunjukan bahwa sebanyak dua sekuritas menyematkan rekomendasi beli. Target harga saham RAJA sendiri berada di level Rp2.200 per lembar dalam 12 bulan ke depan.