Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PT Timah (TINS) Anggarkan Capex Rp469 Miliar Tahun Ini, Produksi Ditarget Tumbuh 12%

PT Timah Tbk. (TINS) menganggarkan belanja modal (capex) sebesar Rp469 miliar pada 2025
PT Timah (TINS) Anggarkan Capex Rp469 Miliar Tahun Ini, Produksi Ditarget Tumbuh 12% / JIBI
PT Timah (TINS) Anggarkan Capex Rp469 Miliar Tahun Ini, Produksi Ditarget Tumbuh 12% / JIBI

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten di bawah holding tambang pelat merah MIND ID yakni PT Timah Tbk. (TINS) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp469 miliar pada 2025. TINS pun berupaya menggenjot produksi timah pada tahun ini.

Direktur Keuangan & Manajemen Risiko TINS Fina Eliani mengatakan capex yang dianggarkan TINS mencapai Rp469 miliar di antaranya untuk pengadaan alat produksi dengan porsi 60%-70%.

"Selebihnya, capex dimanfaatkan untuk eksplorasi dan pengembangan usaha," kata Fina setelah konferensi pers rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) TINS pada Kamis (12/6/2025).

Seiring dengan upaya investasi tersebut, TINS tengah berupaya menggenjot produksinya. Tahun ini, TINS menargetkan volume produksi mencapai 21.500 ton bijih timah. TINS juga berupaya untuk mempertahankan labanya pada tahun ini.

"Begitu juga dari sisi laba. Sebagai perusahaan, kami menargetkan laba di 2025," ujar Fina.

Pada tahun buku 2024, TINS memang berhasil membalikan kondisi dengan membukukan laba bersih kembali sebesar Rp1,18 triliun. Sementara, pada tahun buku 2023, TINS mencatatkan rugi sebesar Rp449,67 miliar.

Capaian laba TINS pada 2024 seiring dengan catatan pendapatan yang naik 29,37% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp10,86 triliun pada 2024, dibandingkan 2023 yang sebesar Rp8,39 triliun.

Pada awal 2025, kinerja laba TINS pun moncer. TINS mencatatkan laba bersih yang meroket 295% yoy menjadi Rp116 miliar pada kuartal I/2025, dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp29,54 miliar.

TINS memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp2,09 triliun pada kuartal I/2025. Angka itu meningkat 2% dari torehan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,05 triliun.

Direktur Utama TINS Restu Widiyantoro mengatakan dalam menjaga kinerja bisnis, TINS menjalankan sejumlah strategi. TINS misalnya berupaya memperbaiki tata kelola pertimahan, mulai dari awal proses bisnis pengolahan sampai penjualan.

"Kami juga perbaiki sistem pengamanan di wilayah izin usaha pertambangan, yang selama ini bocor atau sering dimanfaatkan orang lain karena adanya kelemahan, sehingga hasil pengumpulan bijih timah dan proses berikutnya tidak bisa maksimal," ujar Restu.

Aktivitas penambangan ilegal yang masif dan tak terkendali memang memberikan tekanan besar terhadap kinerja TINS. Restu sebelumnya mengungkapkan bahwa aktivitas tambang ilegal masih masif di wilayah izin usaha pertambangan (WIUP) perusahaan. Kondisi ini membuat operasional perusahaan di wilayah konsesi terganggu dan tidak lagi sepenuhnya berada dalam kendali manajemen. 

Menurut Restu, maraknya aktivitas penambangan ilegal di dalam WIUP menimbulkan kerugian yang cukup besar, seperti rusaknya sumber daya dan cadangan, asal usul bijih timah menjadi tidak jelas, serta kerusakan lingkungan dan terciptanya lahan kritis. 

"Jadi memang sekarang hampir operasional perusahaan dikendalikan bukan oleh PT Timah secara langsung. Ini kami akui dan menjadi kewajiban kami nanti [menertibkan]," kata Restu dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI pada Mei lalu (14/5/2025).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper