Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RI Rayu Bill Gates Masuk Danantara, Modal Jumbo BUMN Jadi Magnet

Pemerintah RI berharap Bill Gates bisa ikut gabung dalam Danantara yang memiliki modal jumbo dari setoran dividen BUMN.
Dany Saputra, Erta Darwati, Dionisio Damara Tonce
Kamis, 8 Mei 2025 | 08:00
Pengusaha sekaligus filantropi Bill Gates tiba di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/5/2025), pagi/Bisnis-Dany Saputra
Pengusaha sekaligus filantropi Bill Gates tiba di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/5/2025), pagi/Bisnis-Dany Saputra

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia menjadikan kunjungan Bill Gates sebagai momentum untuk merayunya gabung ke Danantara. Apalagi, suntikan modal jumbo dari dividen BUMN bisa menjadi daya tarik bagi investor.

Tawaran tersebut diungkapkan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin di hadapan Presiden Prabowo Subianto, jajaran menteri dan pengusaha nasional, Rabu (7/5/2025). Pemilik Gates Foundation diharapkan ikut mengisi jabatan Dewan Penasihat Danantara.

Alasan Budi mengajukan tawaran karena sudah lama bekerja sama dengan Gates Foundation yang royal memberikan dana hibah setiap tahun. Nantinya, Bill Gates bisa turut bergabung dengan Ray Dalio, kawannya, yang telah resmi menjadi Dewan Penasihat Danantara. 

"Dan saya berharap Pak Bill, anda bisa duduk di Dewan Penasihat dengan Pak Ray Dalio, teman anda. Karena Pak Ray Dalio dan Pak Bill Gates juga duduk di kursi Dewan Chinese Philantropic Education," ujar Budi kepada Bill Gates.

Budi, yang merupakan profesional berlatar belakang bankir, juga menyebut Bill bisa berkontribusi dalam manajemen sistematis Danantara agar para investor bisa memiliki kepercayaan ke sovereign wealth fund baru RI itu. 

Dia menerangkan bahwa di negara maju, dana kelolaan untuk filantropi mencapai 2% dari PDB. Apabila di Indonesia, maka potensi dana kelolaan filantropi bisa mencapai US$30 miliar, atau 2% dari US$1,5 triliun PDB. 

Mantan Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. itu menyebut bahwa banyak investor Indonesia yang ingin memberikan uang hibah atau filantropi, tetapi dilakukan dari negara-negara lain. 

Dia mencontohkan, saat pandemi Covid-19, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) banyak mendapatkan hibah dari Tanoto Foundation milik Mochtar Riady. Namun, hibah itu diserahkan melalui negara lain karena Indonesia dianggap belum memiliki entitas terpercaya. 

Adapun, Danantara juga menawarkan potensi kerja sama antara Danantara Trust Fund dengan Gates Foundation.

CEO Danantara Rosan Roeslani menyebut timnya sudah berdiskusi dengan pihak Gates Foundation soal potensi kerja sama dengan Danantara Trust Fund yang masih dalam proses pembentukan.

Modal Jumbo Danantara

Di sisi lain, Danantara memiliki daya tarik berupa modal operasional jumbo yang berasal dari dividen perusahaan BUMN sejak akhir April 2025.

Chief Financial Officer (CFO) Danantara Arief Budiman mengatakan sumber modal Danantara saat ini berasal dari dividen yang telah dibagikan.

"[Dari] dividen yang sudah diberikan," katanya.

Sejumlah perusahaan BUMN tercatat telah membagikan dividen per April 2025, di antaranya tiga bank besar, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI).

Adapun BBNI telah membagikan dividen tunai kepada para pemegang sahamnya sebesar Rp13,9 triliun pada 25 April 2025.

Lalu, BMRI membagikan 78% dari laba tahun buku 2024 senilai Rp43,5 triliun atau Rp466,18 per saham pada 23 April 2025.

Kemudian, BBRI juga membayarkan dividen tunai pada, Rabu (23/4/2025), dengan membagikan dividen final sebesar-besarnya Rp51,74 triliun atau setara dengan Rp343,4 per saham, termasuk dividen interim yang telah didistribusikan sebelumnya pada 15 Januari 2025 sebesar Rp135 per saham atau senilai total Rp20,34 triliun. 

Maka, sisa dividen final BBRI yang dibagikan mencapai Rp208,4 per saham atau sebesar Rp31,4 triliun.

Perhatian Investor Global

Investor global kini menaruh perhatian besar terhadap arah kebijakan Danantara Indonesia, menyusul pembentukannya yang berpotensi mengubah peta tata kelola BUMN, ekonomi nasional, dan daya tarik investasi asing. 

Xavier Jean, Managing Director, Sector Lead, Corporate Ratings untuk kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara S&P Global Ratings, menilai bahwa Danantara kini telah menjadi salah satu perhatian utama para investor global. 

“Para investor asing menunjukkan minat yang meningkat terhadap Danantara, meskipun isu ini masih dianggap kompleks dan penuh ketidakpastian,” kata Xavier dalam seminar Pefindo dan S&P Global Ratings, di Jakarta, Rabu (7/5/2025). 

Menurutnya, kompleksitas ini timbul karena para pelaku pasar melihat akan adanya perubahan besar di Indonesia. Namun, hal itu belum memiliki kejelasan mengenai arah kebijakan pemerintah, proses birokrasi, dan detail regulasi sektor terkait. 

Xavier menyatakan bahwa Danantara bukan hanya soal kelembagaan, tetapi merupakan sinyal penting mengenai bagaimana struktur ekonomi dan politik Indonesia akan berkembang dalam beberapa tahun ke depan.

“Isu tersebut mencerminkan arah baru yang akan ditempuh Indonesia, baik dari sisi politik, ekonomi, maupun struktur pemerintahan. Hal ini sebabnya isu terkait dengan Danantara begitu krusial bagi para investor,” ucapnya.

Kemudian, Director Asia Pasific Corporates Fitch Ratings Felita, akan memantau perkembangan kebijakan dan strategi investasi Danantara ke depan, serta kebijakan keuangan dengan memperhatikan aspek-aspek tertentu.

"Misalnya, apakah Danantara akan meminta pembayaran dividen yang jauh lebih tinggi dari BUMN, atau apakah misalnya, BUMN akan diminta untuk mengejar proyek-proyek yang lebih berisiko, atau belanja modal yang lebih besar atau investasi di bidang-bidang yang menjadi prioritas Danantara," ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper