Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Gersang HOKI, NASI Cs Kala BPS Catat Sektor Pertanian Subur

BPS mencatat pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian subur pada kuartal I/2025, tetapi berlawanan dengan kinerja laba emitennya seperti HOKI, BISI dan NASI.
Buruh tani memanen padi di lahan persawahan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/8/2024). Bisnis/Abdurachman
Buruh tani memanen padi di lahan persawahan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/8/2024). Bisnis/Abdurachman

Seiring dengan jebloknya kinerja laba, harga saham deretan emiten beras hingga benih itu pun lesu. Harga saham HOKI misalnya telah turun 16,81% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) ke level Rp94 per lembar pada perdagangan sesi pertama hari ini, Senin (5/5/2025).

Harga saham BISI melorot 17,92% ytd ke level Rp985 per lembar. Harga saham NASI turun 1,28% ytd ke Rp77 per lembar dan harga saham SAMF turun 16,39% ytd ke Rp324 per lembar.

Sementara, harga saham AISA yang berkinerja moncer, tumbuh 38,1% ytd ke level Rp145 per lembar.

Padahal, BPS mencatat kinerja sektor pertanian moncer. Berdasarkan data BPS, sektor pertanian tumbuh dua digit sebesar 10,52%, didukung panen raya dan meningkatnya produksi jagung dan padi. 

Sementara permintaan atas daging dan telur selama Ramadan dan menjelang Idulfitri turut mendorong pertumbuhan usaha ini.  

Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan bahwa lapangan usaha pertanian juga menjadi sumber pertumbuhan terbesar yang mencapai 1,11% terhadap pertumbuhan ekonomi secara umum yang sebesar 4,87% secara tahunan (year on year/yoy).

Pada tahun ini, emiten-emiten beras hingga benih juga diproyeksikan mendapatkan suntikan tenaga dari kebijakan pemerintah.

Sebagaimana diketahui, pemerintah memang tengah bergeliat mendorong swasembada pangan yang harus diwujudkan dalam lima tahun masa kepemimpinan Presiden RI Prabowo Subianto.

Bahkan, Prabowo optimistis dapat membawa Indonesia menjadi pusat lumbung pangan dunia. Swasembada pangan harus diwujudkan untuk melindungi ketahanan pangan RI baik di tengah kondisi krisis yang siap mengadang kapanpun.

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) juga mengatakan pemerintah tengah bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan beras dari dalam negeri agar Indonesia tidak melakukan impor beras pada 2025. 

Zulhas juga menegaskan pemerintah telah ancang-ancang menghentikan impor empat komoditas pangan pada 2025. Keempat komoditas tersebut, di antaranya beras, jagung, gula, dan garam. Zulhas menuturkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menyetujui agar tak ada lagi kegiatan impor beras, jagung, gula, hingga garam pada tahun ini.

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper