Bisnis.com, JAKARTA – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) bakal melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Mei 2025. Jelang RUPST itu sejumlah nama calon direktur utama Telkom mulai beredar.
Sejumlah nama mencuat sebagai kandidat direktur utama TLKM. Beberapa nama yang beredar antara lain Ririek Adriansyah yang kini menjabat sebagai Dirut Telkom, Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Digital, Ismail, Direktur Keuangan PT Telkom Indonesia, Heri Supriadi, dan Direktur Group Business Development TLKM Honesti Basyir.
Sebagai informasi, Ririek Adriansyah tercatat menjabat sebagai orang nomor satu di Telkom sejak 24 Mei 2019 lalu. Sebelumnya, Ririek adalah Direktur Utama Telkomsel.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Telkom dijadwalkan melakukan RUPST pada Selasa 27 Mei 2025. Pemegang saham yang berhak mengikuti RUPST ialah mereka yang tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal 2 Mei 2025 pukul 16.15 WIB.
Pada pengumuman itu tidak disebutkan mata agenda RUPST. Manajemen TLKM hanya memberikan panduan usulan panduan mata acara RUPTS yakni dilakukan dengan itikad baik; mempertimbangkan kepentingan perseroan; merupakan mata acara yang membutuhkan keputusan RUPST; menyertakan alasan dan bahan usulan mata acara RUPST; dan tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar perseroan.
Seperti RUPST pada umumnya, agenda yang dinantikan pelaku pasar ialah terkait komposisi direksi dan komisaris, serta keputusan pembagian dividen tahun buku 2024.
Baca Juga
Dari sisi kinerja, TLKM melaporkan peningkatan pendapatan, tetapi dengan laba bersih yang turun sepanjang tahun 2024. TLKM membukukan laba bersih Rp23,6 triliun pada 2024.
Mengutip laporan keuangannya, TLKM membukukan pendapatan sebesar Rp149,9 triliun sepanjang 2024. Pendapatan ini naik tipis 0,50% dari realisasi 2023 yang sebesar Rp149,2 triliun.
Berdasarkan informasi memonya, pendapatan ini disumbang oleh pos pendapatan data, internet, dan IT service sebesar Rp90,5 triliun, tumbuh 3,5% dari tahun sebelumnya sebesar Rp87,4 triliun.
Kemudian pendapatan IndiHome yang turun 8,8% year on year (YoY) berkontribusi Rp26,2 triliun; pendapatan SMS, Fixed, and Cellular Voice yang turun 15,5% berkontribusi Rp10,5 triliun; dan pendapatan Interkoneksi yang tumbuh 1,3% menyumbang Rp9,18 triliun.
Adapun, pendapatan network and other Telco Services mencapai Rp13,4 triliun sepanjang 2024 atau tumbuh 17,4% daripada 2023.
Seiring dengan kenaikan pendapatan, TLKM mencatatkan total beban konsolidasian sebesar Rp107 triliun, naik 2% daripada 2023 yang sebesar Rp104,8 triliun.
Telkom juga menyampaikan EBITDA konsolidasian untuk periode 2024 menurun sebesar 3,3% YoY menjadi Rp75,0 triliun, dengan margin EBITDA untuk 2024 berada di kisaran bawah dari panduan, yaitu sebesar 50,0%, terdampak oleh Program Pensiun Dini (Early Retirement Program/ERP) yang dilakukan pada kuartal II/2024.
Akibatnya, laba bersih emiten berkode saham TLKM itu turun sebesar 3,7% YoY menjadi Rp23,6 triliun pada 2024. Pada 2023, TLKM mencetak laba bersih sebesar Rp24,56 triliun.
Sampai akhir 2024, Telkom mencatatkan total aset sebesar Rp299,7 triliun, meningkat sebesar 4,4% YoY dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp287,04 triliun.
Sementara itu, total liabilitas TLKM pada akhir 2024 tercatat sebesar Rp137,2 triliun, meningkat sebesar 5,1% YoY dari Rp130,4 triliun pada pengujung 2023.
Adapun jumlah ekuitas TLKM tumbuh stabil sekitar 3,8% YoY menjadi Rp162,5 triliun pada akhir 2024, dari Rp156,5 triliun pada 2023.
------------------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.