Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas tertahan setelah sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di tengah optimisme atas pembicaraan dagang antara Amerika Serikat dan Jepang.
Mengutip Bloomberg, harga logam mulia di pasar spot sempat melemah hingga 1,8% pada Kamis (17/4/2025) setelah mencatatkan kenaikan harian terbesar dalam dua tahun pada sesi sebelumnya. Emas kemudian ditutup turun 0,49% menjadi US$3.326,85 per ons.
Adapun harga emas Comex untuk kontrak Juni 2025 turun 0,54% ke level US$3.328,40 per ons.
Sentimen pasar membaik setelah sinyal positif dari perundingan awal antara AS dan Jepang. Presiden Donald Trump menyatakan bahwa negosiator dari kedua pihak telah membuat “kemajuan besar” dalam upaya mencapai kesepakatan, sementara delegasi Jepang berharap mendapat pengecualian dari tarif yang diberlakukan terhadap mitra dagang AS.
Meskipun belum ada keputusan penghentian tarif, negosiator utama Jepang mengatakan bahwa pembicaraan akan dilanjutkan dalam waktu dekat untuk mengejar kesepakatan dalam masa tenggang 90 hari.
Meski demikian, ketidakpastian atas agenda tarif Trump dan potensi perang dagang global diperkirakan akan terus menopang harga emas, menurut Nicholas Frappell, kepala pasar institusional global di ABC Refinery.
Baca Juga
“Ada ketidakpastian soal skala dan cakupan tarif, ketidakpastian atas strategi pemerintahan AS, serta sejauh mana mitra dagang Amerika akan merespons,” ujar Frappell.
Emas sempat menyentuh rekor tertinggi US$3.357,78 per ons pada awal perdagangan dan masih berada di jalur kenaikan mingguan sekitar 2%. Sementara itu, Bloomberg Dollar Spot Index nyaris tidak berubah. Harga perak, platinum, dan paladium turut mencatat penurunan.