Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Menguat ke Rp16.823 Usai Donald Trump Tunda Tarif Impor

Rupiah ditutup menguat sebesar 0,29% ke level Rp16.823 per dolar AS hari ini.
Karyawan menunjukan uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali ditutup menguat ke posisi Rp16.823 pada perdagangan Kamis (10/4/2025) atau setelah Donald Trump menunda tarif baru impor selama 90 hari.

Mengutip Bloomberg, rupiah ditutup menguat sebesar 49,50 poin atau 0,29% ke level Rp16.823 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,46% menuju 102,42.

Sementara itu, mata uang di Asia mayoritas menguat. Yen Jepang menguat sebesar 1% bersama won Korea sebesar 0,61%. Sementara itu, yuan China dan ringgit Malaysia ditutup perkasa dengan persentase masing-masing 0,03% dan 0,62%.

Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi menyampaikan bahwa kekhawatiran resesi mereda setelah Donald Trump mengumumkan perpanjangan 90 hari untuk memberlakukan tarif timbal balik terbarunya.

“Meski demikian, pasar tetap bersikap hati-hati terhadap arah kebijakan Trump, terutama setelah serangkaian perubahan sikap terhadap tarif dalam beberapa waktu terakhir,” ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis, Kamis (10/4/2025).

Di dalam negeri, ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa, ditambah eskalasi perang dagang global meningkatkan ketidakpastian ekonomi Indonesia. Fluktuasi nilai tukar rupiah menjadi salah satu indikator utama yang terkena dampaknya.

Ibrahim menuturkan bahwa pemerintah dan Bank Indonesia (BI) terus melakukan intervensi di pasar keuangan guna menstabilkan nilai tukar rupiah.

“Namun, keduanya memiliki keterbatasan dalam mengatasi ketidakpastian global yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali domestik,” pungkasnya.

Pemerintah telah mengakui bahwa perang dagang global dapat memicu kenaikan harga barang impor. Meski komponen produk buatan AS yang digunakan sebagai bahan baku lanjutan di negara lain tidak cukup dominan, eskalasi tarif tetap berpotensi mengerek harga barang dan menekan inflasi domestik.

Selain itu, dia menambahkan bahwa ketegangan dagang juga berdampak pada penurunan volume perdagangan internasional akibat kenaikan harga barang impor.

“Negara-negara di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, yang sangat bergantung pada ekspor ke negara besar, berisiko mengalami penurunan daya saing dan profitabilitas perdagangan,” ucap Ibrahim.

Di tengah kondisi saat ini, Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif tetapi ditutup menguat di rentang Rp16.750 – Rp16.830 pada Jumat (11/4/2025).

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper