Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PREMIUM WRAP-UP: Saham Pilihan Konglomerat hingga Mencegah Dampak Pelonggaran TKDN

Berita pilihan Indonesia Premium mulai dari saham pilihan konglomerat hingga mencegah dampak dari pelonggaran TKDN.
urnalis memberikan laporan mengenai pergerakan harga saham di Main Hall PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (8/4/2025). Berita pilihan Indonesia Premium mulai dari saham pilihan konglomerat hingga mencegah dampak dari pelonggaran TKDN. /Bisnis-Arief Hermawan
urnalis memberikan laporan mengenai pergerakan harga saham di Main Hall PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (8/4/2025). Berita pilihan Indonesia Premium mulai dari saham pilihan konglomerat hingga mencegah dampak dari pelonggaran TKDN. /Bisnis-Arief Hermawan

Bisnis.com, JAKARTA – Deretan saham yang menjadi portofolio jumbo para konglomerat Indonesia pada awal kuartal II/2025.

Indonesia menyumbangkan sejumlah nama dalam daftar orang terkaya di dunia. Forbes mencatat misalnya nama Low Tuck Kwong menempati posisi ke-68 orang terkaya di dunia pada Kamis (10/4/2025).

Bos PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) itu tercatat memiliki total nilai kekayaan bersih US$26,9 miliar. Posisi itu menempatkannya sebagai orang terkaya di Indonesia versi Forbes. 

Artikel soal saham-saham pilihan para konglomerat menjadi salah satu berita pilihan Bisnis Indonesia Premium edisi Jumat (11/4/2025). Berikut adalah ulasannya:

 

PREMIUM WRAP-UP: Saham Pilihan Konglomerat hingga Mencegah Dampak Pelonggaran TKDN

1. Jejak JPMorgan dan Blackrock di Emiten Pengangkat IHSG (BMRI, BBRI, hingga BBCA)

Indeks harga saham gabungan (IHSG) akhirnya berada di zona hijau atau melesat 4,79% ke level 6.254 kemarin, Kamis (10/4/2025). Ada jejak investor kakap seperti JPMorgan dan BlackRock di lima saham teratas pengangkat indeks komposit.

Dari lima besar emiten pengangkat IHSG, mayoritas berasal dari sektor bank. Semuanya adalah PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT. Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT. GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

Emiten-emiten tersebut juga bergerak naik. Mengutip Bloomberg, saham BREN melesat 17,65% ke Rp5.000 per lembar. Perusahaan milik konglomerat Prajogo Pangestu tersebut menyumbang 28,73 poin atau 10,05% dari kenaikan IHSG.

 

PREMIUM WRAP-UP: Saham Pilihan Konglomerat hingga Mencegah Dampak Pelonggaran TKDN

2. Pahitnya Nilai Tukar Rupiah bagi Prospek Laba Indofood (ICBP)

Tancapan kuku pemimpin pasar mie instan di Indonesia PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) bakal makin kuat baik di pasar domestik dan luar negeri, meski tengah mewaspadai pelemahan rupiah yang dapat membebani utang dolarnya.

Rupiah terus menunjukkan pelemahan mendekati level Rp17.000 per dolar AS. Hal itu telah meningkatkan kekhawatiran sejumlah korporasi khususnya yang membukukan utang berdenominasi dolar.

Emiten konglomerat Anthony Salim ICBP masih optimistis terhadap bisnis makanannya meski sempat diterpa lemahnya daya beli domestik. Namun, pelemahan rupiah dikhawatirkan dapat menggerus pendapatan perusahaan seiring dengan laba bermata uang asing senilai Rp27 triliun.

PREMIUM WRAP-UP: Saham Pilihan Konglomerat hingga Mencegah Dampak Pelonggaran TKDN
 

3. Barisan Saham Pilihan Konglomerat Indonesia Kuartal II/2025

Hasil penelusuran Bisnis di data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Jumat (11/4/2025), Low Tuck Kwong tercatat menjadi investor dengan kepemilikan di atas 5% untuk PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) dan PT Samindo Resources Tbk. (MYOH).

Secara terperinci, Low Tuck Kwong memegang saham BYAN sebesar 40,18% hingga Selasa (8/4/2025). Kemudian, jumlah saham MYOH yang dipegang sebanyak 14,18% hingga periode yang sama.

Sebagaimana diketahui, Low Tuck Kwong merupakan pendiri Bayan Resources. Selain itu, dia mengendalikan perusahaan energi terbarukan Singapura Metis Energy serta memiliki saham di The Farrer Park Company dan Samindo Resources.

 

PREMIUM WRAP-UP: Saham Pilihan Konglomerat hingga Mencegah Dampak Pelonggaran TKDN

4. Peluang Manis Indeks Saham Royal Dividen di Tengah Perang Dagang

Indeks saham royal tebar dividen yakni IDX High Dividend 20 terpantau berkinerja jeblok pada kuartal I/2025. Namun, indeks ini diproyeksikan melesat pada kuartal II/2025 walau dibayang-bayangi ketidakpastian perang dagang.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IDX High Dividend 20 melorot 8,55% sepanjang kuartal I/2025. Kinerja saham konstituen IDX High Dividend 20 pun masih lesu. Harga saham bank jumbo yang juga masuk indeks kompak melemah sepanjang kuartal I/2025. 

Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) misalnya turun 0,74% sepanjang kuartal I/2025. Kemudian, harga saham PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) turun 2,53%, PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) turun 8,77%, dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) turun 12,14% sepanjang kuartal I/2025.

PREMIUM WRAP-UP: Saham Pilihan Konglomerat hingga Mencegah Dampak Pelonggaran TKDN
 

5. Langkah Cermat Lobi Pelonggaran TKDN Hindari Industri Lokal Jadi Korban Tarif Trump

Pelonggaran tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang menjadi salah satu tawaran dari Indonesia untuk melobi kebijakan perdagangan terbaru dari AS berpotensi melemahkan industri dalam negeri.

Pemerintah berencana menawarkan pelonggaran syarat TKDN kepada AS sebagai respons tarif impor sebesar 32%. TKDN yang menjadi syarat bagi pelaku industri asing dan domestik yang memasarkan produknya di Tanah Air.

Namun, pelaku usaha mengkhawatirkan kebijakan itu justru akan mengganggu daya saing industri produk lokal.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper