Bisnis.com, JAKARTA --- Indeks harga saham gabungan (IHSG) yang sempat melorot 9,19% saat pembukaan pasca Lebaran kni berangsur membaik. Kinerja perbaikan lanjutan pun diperkirakan masih akan terjadi.
Drama pasar modal pasca Lebaran masih hangat diperbincangkan. Pada Selasa, (8/4/2025), indeks komposit sempat anjlok 9,19% hingga menyentuh level 5.912, mencatatkan penurunan harian terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Bursa Efek Indonesia (BEI) bahkan terpaksa melakukan trading halt karena tekanan jual yang luar biasa. Kepanikan melanda, ribuan trader cut loss, dan mayoritas analis memproyeksikan IHSG akan terus longsor.
Kendati demikian, IHSG kembali menguat pada perdagangan Kamis (11/4/2025), seiring dengan sentimen penundaan tarif resiprokal dari Amerika Serikat (AS). Adapun, IHSG hari ini tercatat terbang 4,79% ke level 6.254.02. IHSG bergerak pada rentang 6.188-6.310 hari ini.
Founder & CEO Astronacci, Gema Goeyardi memprediksi IHSG akan segera rebound dan ditutup dengan candlestick hijau.
Gema menilai memang kondisi terlihat sangat berat pada saat pembukaan setelah libur Lebaran. Namun berdasarkan metode time trading dan siklus teknikal yang dianalisisnya, ini adalah area pembalikan.
Baca Juga
“Kami tidak bicara berdasarkan ketakutan, tapi berdasarkan waktu dan probabilitas yang terukur. Bahwa di saat pasar jatuh, kita harus bisa melihat peluang kenaikan yang bisa terukur,” ungkap Gema, dikutip Kamis (10/4/2025).
Apalagi, lanjutnya, IHSG melewati beberapa kali krisis mulai 2008, Covid-19 pada 2020 hingga awal 2025 ini tetap optimistis akan ada perbaikan di saat kondisi pasar kurang menentu.
Tidak dapat dipungkiri, lanjutnya, kondisi market masih menimbulkan kepanikan di tengah para investor. Meski demikian, Gema menegaskan bahwa situasi seperti ini seharusnya tidak dihadapi dengan emosi. Ketika IHSG anjlok dan trader panik melakukan aksi jual, mereka justru kehilangan peluang emas.
“Trader yang punya strategi, justru siap saat momen seperti ini datang. Kuncinya adalah disiplin, bukan panik,” katanya.
Menurutnya, terdapat tiga strategi utama menghadapi situasi pasar yang ekstrem. Pertama, disiplin pada trading plan dan jangan terpancing euforia maupun ketakutan.
Kedua, manfaatkan momen panic selling untuk screening saham-saham berkualitas di harga murah. Ketiga, gunakan pendekatan time trading untuk tahu kapan waktu yang tepat masuk dan keluar.
Untuk saat ini, Astronacci memprediksi IHSG berpeluang untuk menutup gap teknikal di level 6.417 serta menguji resistance berikutnya di 6.908, selama harga tetap bertahan di atas area demand 5.800–5.880. Secara teknikal, penguatan ini didukung oleh terbentuknya pola pembalikan arah Descending Broadening Wedge serta konfirmasi multiple bullish divergence.