Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) menggenggam portofolio aset saham 13 emiten BUMN senilai total Rp761,8 triliun melalui perusahaan Holding Operasional PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) atau BKI.
Pada 22 Maret 2025, pemerintah resmi mengalihkan saham mayoritas di 13 BUMN berstatus perusahaan terbuka dari Negara RI ke PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) atau BKI sebagai bagian dari pembentukan Holding Operasional Danantara.
Pengalihan itu merujuk pada Peraturan Pemerintah (PP) No. 15/2025 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Biro Klasifikasi Indonesia untuk pendirian Holding Operasional.
PP tersebut merupakan turunan dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025 tentang Perubahan Ketiga atas Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Negara RI melalui Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Pengalihan saham dengan skema inbreng kepada BKI dilaporkan manajemen 13 emiten BUMN melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia pada Senin (24/3/2025).
Adapun, 13 BUMN itu termasuk 4 emiten bank BUMN dan 4 emiten kontraktor BUMN. Empat anggota bank pelat merah ialah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN).
Selanjutnya, empat emiten BUMN karya, yaitu PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT), PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), dan PT PP (Persero) Tbk. (PTPP).
Ditambah dengan lima BUMN di sektor lainnya, yaitu PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR), PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA), dan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS).
Meski mayoritas saham telah beralih ke tangan BKI, BUMN tersebut memastikan bahwa Negara RI masih menjadi pemegang saham pengendali atau ultimate beneficial owner perseroan.
Apabila dihitung menggunakan harga penutupan pasar pada Senin (24/3/2025), nilai portofolio saham 13 emiten BUMN yang dimiliki BKI mencapai Rp761,8 triliun. Nilai terbesar berasal dari BBRI senilai Rp291 triliun, BMRI Rp216,45 triliun, dan TLKM sebesar Rp120,23 triliun.
Rekapitulasi pengalihan saham secara inbreng terhadap 13 emiten BUMN dari Negara RI ke BKI
Nama BUMN | Jumlah Saham yang dialihkan ke BKI | Porsi Saham yang dialihkan ke BKI |
Harga Saham per 24/3/2025 (Rp) |
Nilai Kapitalisasi Pasar Portofolio Saham BKI (Rp triliun) |
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) | 48.533.333.333 | 52% | 4.460 | 216,45 |
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) | 80.610.976.875 | 53.19% | 3.610 | 291,00 |
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) | 22.378.387.749 | 60% | 3.720 | 83,24 |
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) | 8.420.666.647 | 60% | 785 | 6,61 |
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) | 3.457.023.004 | 51.20% | 2.220 | 7,67 |
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) | 51.602.353.559 | 52.09% | 2.330 | 120,23 |
PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) | 5.080.509.839 | 70% | 3.850 | 19,55 |
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) | 36.291.702.780 | 91.02% | 204 | 7,4 |
PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) | 21.705.633.362 | 75.35% | 202 | 4,38 |
PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) | 5.408.773.791 | 64.33% | 163 | 0,88 |
PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) | 3.161.947.835 | 51.00% | 226 | 0,71 |
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) | 15.477.117.519 | 80.00% | 97 | 1,50 |
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) | 59.038.124.402 | 65% | 36 | 2,12 |
Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, mengungkapkan alasan penetapan PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) atau BKI sebagai Holding Operasional yang akan menaungi seluruh BUMN.
Dony menjelaskan bahwa sesuai dengan peraturan, kepemilikan holding operasional terdiri atas 99% kepemilikan Danantara dan 1% dimiliki oleh pemerintah yang dalam hal ini Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Dalam rangka optimalisasi, lanjutnya, Danantara memilih untuk melakukan pendekatan assisting guna menghindari adanya setoran modal pada kepemilikan 1% oleh BUMN atas total aset yang dikonsolidasikan.
“Parameter yang kami pilih adalah perusahaan-perusahaan yang paling sehat secara finansial. Itu artinya, tidak mempunyai masalah finansial besar. Kami kemudian memutuskan untuk memilih BKI,” ujarnya di Jakarta, Senin (24/3/2025).
Menurut Dony, BKI merupakan perusahaan yang tidak memiliki utang dan mempunyai struktur keuangan yang solid sehingga mempermudah konsolidasi.
Merujuk Laporan Tahunan 2023, BKI memiliki total aset Rp8,7 triliun. Pada saat yang sama, total liabilitasnya Rp1,96 triliun dan total ekuitasnya Rp6,73 triliun.
Pendapatan BKI tercatat sebesar Rp5,14 triliun pada 2021, Rp5,54 triliun pada 2022, dan Rp5,91 triliun pada 2023. Dalam 3 tahun terakhir, BKI meraih laba bersih sebesar Rp447,45 miliar pada 2021, Rp646,3 miliar pada 2022, dan Rp737,83 miliar pada 2023.
Dony menambahkan dalam proses transisi, BKI akan mengalami perubahan nama menjadi Holding Operasional Danantara. Holding ini akan berperan sebagai entitas utama yang mengelola operasional sederet perusahaan pelat merah.
“Dengan begitu, nanti yang akan dipakai adalah BKI Holding yang akan diganti nama tentunya menjadi holding daripada Danantara untuk operasional,” pungkas Dony.