Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) diproyeksi bergerak konsolidasi dengan menguji level resistance 6.400 pada perdangangan hari ini, Kamis (20/3/2025), usai The Fed menahan suku bunga di level 4,5%.
IHSG ditutup menguat 1,42% atau naik 88,27 poin ke level 6.311,66 pada perdagangan Selasa (19/3/2025). Di level itu, IHSG anjlok 10,85% year-to-date.
Seperti diberitakan Bisnis, Federal Reserve atau The Fed mempertahankan suku bunga acuan sebesar 4,25%—4,50% dalam Federal Open Market Committee atau FOMC periode Maret 2025. Gubernur The Fed Jerome Powell menyampaikan bahwa kebijakan moneter AS memiliki dua tujuan utama, yakni penyerapan tenaga kerja yang maksimal dan harga yang stabil. The Fed juga mendorong agar inflasi AS bisa mencapai target 2%.
Tim Analis BRI Danareksa Sekuritas mengatakan pada perdagangan kemarin indeks di bursa Wall Street ditutup menguat. Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,92% ke level 41.964,63, indeks S&P 500 ditutup menguat 1,08% ke level 5.675,29, dan Nasdaq menguat 1,41% ke level 17.750,79.
Di dalam negeri, IHSG dinilai masih berada dalam fase bearish secara tren jangka panjang. Pada perdagangan terakhir, IHSG mampu bertahan di atas area support di level 6.222.
“Potensi selanjutnya IHSG akan bergerak konsolidasi dengan rentang support di 6.222 dan resistance pada 6.463,” tulisnya dalam riset, Kamis (20/3/2025).
Saham pilihan BRI Danareksa Sekuritas pada perdagangan hari ini ialah SCMA dan BUKA.
Dalam riset terpisah, Tim Analis MNC Sekuritas mengatakan IHSG menguat 1,42% ke 6.311 pada perdagangan kemarin disertai dengan munculnya volume pembelian.
“Kami memperkirakan, posisi IHSG saat ini sedang berada pada bagian dari wave [v] dari wave A, sehingga waspadai akan IHSG yang pergerakannya masih rawan terkoreksi ke rentang 5,879-5,975,” paparnya.
IHSG diperkirakan bergerak pada rentang support 5.938—5.995 dan resistance 6.332—6.445 pada perdagangan hari ini.
MNC Sekuritas merekomendasikan investor untuk mencermati saham BBCA, BIRD, dan ULTJ dengan rekomendasi buy on weakness, serta speculative buy untuk saham EXCL.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.