Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menakar Taji GOTO Usai Cetak EBITDA Disesuaikan Positif

EBITDA yang disesuaikan GOTO pada 2024 tercatat sebesar Rp386 miliar dan ditargetkan mencapai hingga Rp1,6 triliun pada 2025.
Pengemudi ojek online melintas di kawasan Mayestik, Jakarta, Rabu (18/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengemudi ojek online melintas di kawasan Mayestik, Jakarta, Rabu (18/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) mengantongi EBITDA disesuaikan positif pada 2024. Pembuktian itu menjadi fondasi keuangan yang solid bagi GOTO untuk menjalankan strategi pada tahun ini. 

Sepanjang 2024, GOTO meraih pendapatan bersih Rp15,89 triliun atau naik 8% dari Rp14,78 triliun pada 2023. Pendapatan bersih GOTO bersumber dari imbalan jasa Rp5,8 triliun, jasa pengiriman Rp5,34 triliun, pinjaman Rp1,93 triliun, imbalan jasa e-commerce Rp621,87 miliar, imbalan iklan Rp554,99 miliar, dan lain-lain Rp1,63 triliun. 

GOTO mencatat gross transaction value (GTV) inti grup tumbuh 58% year-on-year (YoY) menjadi Rp268,2 triliun sepanjang 2024. Adapun, GTV Grup pada 2024 naik 29% YoY menjadi Rp519,8 triliun.

Direktur Utama Grup GoTo Patrick Walujo menyatakan sepanjang tahun 2024, GOTO terus mencari cara baru dan efektif untuk memenangkan persaingan ketat dalam menjangkau konsumen Indonesia. 

“Melalui inovasi produk yang konsisten dan eksekusi yang unggul, kami berhasil melampaui panduan yang telah ditetapkan, dengan pencapaian EBITDA grup yang disesuaikan sebesar Rp386 miliar untuk setahun penuh 2024, serta mencatatkan kuartal pertama dengan EBITDA yang disesuaikan positif pada unit bisnis Financial Technology,” paparnya dalam keterangan resmi, Rabu (12/3/2025). 

Lebih terperinci, earnings before interest, tax, depreciation, and amortization (EBITDA) GOTO yang disesuaikan tumbuh 348% YoY dan 191% secara kuartalan mencapai Rp399 miliar pada kuartal IV/2024. Adapun, EBITDA yang disesuaikan GOTO pada 2024 tercatat sebesar Rp386 miliar.

Realisasi EBITDA adjusted pada 2024 itu melampaui target GOTO mencapai titik impas atau breakeven dari posisi minus Rp2,25 triliun pada 2023. Manajemen GOTO menyebut realisasi itu ditopang oleh pertumbuhan pendapatan dan perbaikan dari sisi efisiensi biaya. 

GOTO menjelaskan EBITDA yang disesuaikan merupakan pengukuran keuangan non-PSAK dimulai dengan rugi sebelum pajak penghasilan disesuaikan dengan 14 komponen. Komponen tersebut yakni, biaya penyusutan dan amortisasi, pendapatan keuangan, biaya bunga, kerugian penurunan nilai aset atas kelompok lepasan yang dimiliki untuk dijual, dan pembalikan/kerugian atas penurunan nilai investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama. 

Selain itu, komponen kerugian atas penurunan nilai goodwill, penyesuaian nilai wajar instrumen keuangan, pembalikan/kerugian penurunan nilai aset tak berwujud dan aset tetap, biaya kompensasi berbasis saham, keuntungan/kerugian selisih kurs belum terealisasi dari pengukuran kembali kas. 

Empat komponen berikutnya ialah bagian keuntungan/kerugian bersih entitas asosiasi dan ventura bersama, keuntungan/kerugian pelepasan investasi dan dilusi investasi, bersih, pendapatan dividen, dan non-recurring items

Beranjak dari capaian EBITDA adjusted, GOTO tercatat membukukan rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp5,46 triliun pada akhir 2024. Jumlah itu mengalami penurunan 94% dibandingkan dengan rugi bersih tahun buku 2023 sebesar Rp90,5 triliun. 

Patrick menambahkan GOTO telah melihat peningkatan yang signifikan dalam jumlah pengguna sepanjang tahun dan mengharapkan hal ini akan terus berlanjut hingga 2025 seiring dengan strategi ekosistem yang terus terbukti efektif. 

“Ke depan, kami akan semakin memperkuat bisnis kami melalui inovasi, baik dari sisi operasional maupun di level produk, untuk meningkatkan pendapatan, meningkatkan efisiensi biaya, serta menghadirkan layanan yang lebih terarah dan dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan pelanggan,” ujarnya. 

Simon Ho, Direktur Keuangan Grup GoTo, menambahkan perbaikan pada pendapatan dan profitabilitas mencerminkan pertumbuhan yang terus berlanjut dari layanan inti kami serta efektivitas strategi pengelolaan biaya yang telah diterapkan di seluruh lini bisnis. Dia juga menyebut bahwa GTV inti GOTO dan pendapatan perseroan terus meningkat secara konsisten sepanjang tahun.

“Di sisi lain, pendekatan efisiensi biaya yang lebih terperinci, memungkinkan kami menurunkan beban kas rutin tetap sebesar 3% sepanjang tahun penuh menjadi Rp5,3 triliun,” ujarnya. 

Ho menegaskan fondasi keuangan yang sehat yang telah kami bangun pada 2024 menempatkan kami dalam posisi yang kuat untuk terus menjalankan strategi GOTO pada 2025.

Salah satu target indikator keuangan yang pasang targetnya GOTO pada 2025 ialah kenaikan EBITDA adjusted. Berdasarkan realisasi pada 2024 dan kondisi pasar saat ini, GOTO memperkirakan EBITDA Grup yang disesuaikan akan meningkat untuk tahun buku 2025 ke kisaran Rp1,4 triliun hingga Rp1,6 triliun.

Sebelum rilis laporan keuangan GOTO tahun buku 2024, Head of Indonesia Research & Strategy JP Morgan Henry Wibowo, Ranjan Sharma, dan rekan-rekannya menulis dalam risetnya bahwa JP Morgan meningkatkan peringkat GOTO menjadi overweight, dari sebelumnya netral.

Selain itu, target harga terhadap saham GOTO dari JP Morgan juga dinaikkan dari Rp75 menjadi Rp95 per saham. Peningkatan target harga ini mengimplikasikan potensi kenaikan harga sekitar 20% dari level saat ini. 

JP Morgan juga memperkirakan laba GOTO kuartal IV/2024 akan sesuai dengan ekspektasi, tetapi bisa ada kejutan positif pada panduan kinerja GOTO tahun ini. 

Untuk rekomendasi analis terhadap saham GOTO, sebanyak 25 dari 32 analis masih memberikan peringkat buy untuk GOTO, dan sisanya tujuh analis memberikan rekomendasi hold untuk GOTO.

Target harga terbaru untuk saham GOTO datang dari Maybank Investment dengan rekomendasi buy dan target harga sebesar Rp105 per saham.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper