Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina Hulu Energi (PHE) membidik pertumbuhan pendapatan sebesar 7,19% pada 2025 dari realisasi US$12,79 miliar sepanjang tahun buku 2024.
Selama periode itu, weighted average price (WAP) untuk minyak mentah berada di level US$80,48 per barel. Sementara itu, WAP untuk gas berada di level US$7,48 per MSCF.
Di sisi pendapatan, anak usaha PT Pertamina (Persero) itu membidik pertumbuhan sebesar 7,19% pada 2025.
“Pendapatan, gambarannya kami dapat US$12,79 miliar pada 2024 dan 2025 kami punya target US$13,71 miliar,” kata Direktur Utama PHE Chalid Said Salim saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, Jakarta, Rabu (12/3/2025).
Adapun, Chalid menambahkan Pertamina Hulu Energi memproyeksikan WAP untuk minyak mentah pada periode 2025 berada di level US$84,16 per barel. Sementara itu, WAP untuk gas dikoreksi susut 9,8% ke level US$6,75 per MSCF.
Kendati demikian, dia mengatakan, realisasi harga minyak mentah awal tahun ini cenderung berada di bawah proyeksi WAP tersebut.
“Ini menjadi tantangan sendiri kalau kita kaitkan dengan harga minyak dengan kondisi per hari ini,” kata Chalid.
Adapun, PHE mencatatkan EBITDA untuk tahun buku 2024 sebesar US$6,83 miliar. Perseroan mengerek target EBITDA tahun ini 7,7% ke level US$7,35 miliar.
Sampai akhir 2024, return on equity (RoE) PHE berada di level 20,84%, dengan return on investment (RoI) mencapai 28,61%.
Dari sisi operasional, PHE mencatatkan produksi 400 ribu barel minyak per hari (MBOPD) dan gas di level 2.454 juta kaki kubik per hari (MMscfd).
PHE berencana mengerek produksi minyak 4% ke level 416 MBOPD pada tahun ini, dan gas 3% ke level 2.536 MMscfd.
Sampai Januri 2025, PHE berhasil menyelesaikan pengeboran sumur eksplorasi sebanyak 2 sumur, sumur eksploitasi 70 sumur, workover 80 sumur, dan well service 3.016 sumur. PHE juga mencatatkan survei Seismik 3D seluas 164,29 kilometer persegi (km2).
Subholding Upstream Pertamina saat ini berkontribusi 69% terhadap produksi minyak nasional dan 37% terhadap produksi gas nasional.
Tahun lalu, realisasi temuan sumber daya migas kontijen 2C Recoverable Subholding Upstream Pertamina Group mencapai 652 juta barel standar minyak (MMboe) atau 2C Inplace sebesar 1.75 BBOE.
Realisasi temuan cadangan eksplorasi pada 2024 ini merupakan yang terbesar sepanjang 5 belas tahun terakhir atau sejak tahun 2009, dan meningkat 34% jika dibandingkan dengan capaian tahun 2023 yang tercatat sebesar 488 MMboe.