Bisnis.com, JAKARTA — Dua calon emiten PT Sinar Terang Mandiri Tbk. (MINE) dan PT Jantra Grupo Indonesia Tbk (KAQI) akan menutup masa penawaran saham perdana ke publik (initial public offering/IPO) pada hari ini, Kamis (6/3/2025).
Berdasarkan jadwal, MINE dan KAQI menjalankan masa penawaran umum sejak 4 Maret 2025 hingga 6 Maret 2025. Kemudian, setelahnya pada 7 Maret 2025 dijadwalkan untuk distribusi aaham secara elektronik.
Kedua calon emiten pun dijadwalkan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pekan depan, Senin (10/3/2025).
Mengacu prospektus, Sinar Terang Mandiri yang merupakan perusahaan di bidang jasa pertambangan menggelar IPO dengan melepas sebanyak-banyaknya 612,66 juta saham biasa atas nama kepada publik.
Dalam masa penawaran, saham perdana MINE dibanderol Rp216 per saham. Alhasil, nilai penghimpunan dana diproyeksikan mencapai Rp132,33 miliar.
Manajemen MINE menjelaskan setelah dikurangi biaya-biaya emisi, 48% dari dana yang diperoleh atau sekitar Rp63,21 miliar akan digunakan untuk belanja modal pembelian alat berat baru untuk mendukung operasi peningkatan produksi PT Weda Bay Nickel.
Sekitar 11% atau setara Rp14 miliar untuk pembelian aset tetap berupa tanah dan bangunan milik Sinjo Jefry Sumendap yang saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama dan pemegang saham pengendali perseroan.
Tanah dan bangunan yang berada di Manado itu saat ini digunakan sebagai kantor operasional dan warehouse untuk tempat penyimpanan barang-barang milik perseroan.
Sisanya, dana yang dihimpun akan digunakan untuk modal kerja pengerjaan proyek PT Weday Bay Nickel termasuk, namum tidak terbatas pada, pembelian bahan bakar, pembelian suku cadang alat berat, penyewaan alat berat dan armada penunjang.
“Perseroan tidak memiliki rencana untuk melakukan transaksi dengan pihak terafiliasi terkait penggunaan dana yang akan dialokasikan untuk modal kerja,” kata Manajemen MINE dalam prospektus.
Sementara, KAQI yang bergerak di bidang perdagangan serta reparasi kendaraan menggelar IPO dengan melepas sebanyak-banyaknya 450 juta saham ke publik.
Dalam masa penawaran, saham perdana Jantra Grupo dibanderol Rp118 per saham. Alhasil, nilai penghimpunan dana diproyeksikan mencapai Rp53,1 miliar.
Rencananya, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, dana yang diperoleh Jantra Grupo akan digunakan untuk belanja modal dengan porsi mencapai 76,56%. Lebih terperinci,sekitar 44,91% dari alokasi belanja modal akan digunakan untuk pembelian lahan seluas 1.940 meter persegi di Bona Indah. Lahan ini rencananya akan digunakan untuk pembangunan bengkel baru.
Sekitar 31,65% dari alokasi belanja modal akan digunakan untuk pembukaan lima cabang bengkel baru yang terletak di Bandung, Bekasi, Surabaya dan Semarang. Selain itu, perseroan bakal mendirikan bengkel baru di lahan Bona Indah.
Sementara itu, sekitar 7,01% dari alokasi belanja modal akan disalurkan untuk kegiatan operasional KAQI, a.l. pembelian persediaan suku cadang, sewa kendaraan operasional dan pengembangan aplikasi.
Sisa dari dana IPO akan digunakan untuk keperluan pemberian pinjaman kepada anak usaha terkait dengan belanja modal pembelian aset bengkel pihak ketiga di Yogyakarta dan pendirian bangunan bengkel dan pengadaan perlengkapan operasional dalam rangka relokasi.