Bisnis.com, JAKARTA – Jajaran Direksi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM) atau Bank Jatim kompak memborong saham dengan total 1,43 juta lembar.
Berdasarkan keterbukaan informasi, jajaran Direksi Bank Jatim tercatat menjalankan transaksi pembelian saham pada 27 Februari 2025 sampai 3 Maret 2025. Total saham yang ditransaksikan mencapai 1,43 juta (1.439.000) lembar di harga Rp460 - Rp474 per lembar.
Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman misalnya membeli 428.000 saham BJTM pada 28 Februari 2025 di harga Rp460 per lembar.
Busrul mengatakan seluruh direksi kompak memborong saham perseroan untuk tujuan investasi. Hal tersebut sebagai bentuk sense of belonging serta optimisme manajemen terhadap kinerja perusahaan pada 2025.
“Kami optimistis prospek bisnis di tahun 2025 ini akan sangat baik dan tentu Bank Jatim akan selalu konsisten mendukung pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor," ujar Busrul dalam keterangan tertulis pada Senin (3/3/2025).
Optimisme Direksi BJTM didorong oleh sejumlah faktor. Salah satu enabler dari peningkatan bisnis secara eksponensial BJTM adalah aksi korporasi pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB).
Baca Juga
BJTM sendiri telah menjadi induk dari KUB dengan menggaet sejumlah BPD, di antaranya Bank NTB Syariah, Bank Lampung, Bank NTT, Bank Banten, serta Bank Sultra.
Bank Jatim pun mencatatkan aset Rp106,63 triliun per September 2024. Jumlah aset itu tumbuh dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp103,85 triliun.
Optimisme lainnya didorong oleh momentum tebaran dividen. "Bank Jatim juga menjadi emiten yang secara konsisten membagikan deviden dengan historical deviden pay out dan deviden yield yang cukup besar," kata Busrul.
Ia menjelaskan rasio deviden pay out BJTM konsisten di angka rata-rata sebesar 58% dan dividen yield sebesar 11%. "Tentu hal ini menandakan bahwa Bank Jatim juga berkontribusi terhadap peningkatan ekonomi nasional,” ujar Busrul.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.