Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) parkir di zona merah dengan anjlok 7,83% ke level 6.270,59 sepanjang perdagangan pekan ini, 24 hingga 28 Februari 2025. Kapitalisasi pasar Bursa juga tercatat turun menjadi Rp10.880 triliun.
Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan IHSG selama sepekan ditutup mengalami pelemahan 7,83% pada posisi 6.270,59 dari 6.803,01 pada pekan sebelumnya.
Adapun, kapitalisasi pasar Bursa juga tercatat mengalami penurunan sebesar 7,69% menjadi Rp10.880 triliun dari Rp11.786 triliun pada pekan sebelumnya.
Sementara rata-rata volume transaksi harian Bursa terpantau mengalami peningkatan 21,62% menjadi 22,35 miliar lembar dari 18,38 miliar lembar pada penutupan pekan lalu. Adapun, rata-rata nilai transaksi harian Bursa juga tercatat mengalami penguatan.
"Penguatan pekan ini turut terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian Bursa yang naik 16,19% menjadi Rp13,68 triliun dari Rp11,78 triliun pada penutupan minggu lalu," kata Kautsar dikutip Sabtu (1/3/2025).
Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa pada pekan ini tercatat mengalami penurunan sebesar 4,46% menjadi 1,17 juta kali transaksi dari 1,23 juta kali transaksi pada pekan lalu.
Baca Juga
Menutup pekan ini, tepatnya pada Jumat (28/2/2025), investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp2,91 triliun dan sepanjang tahun 2025 investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp21,89 triliun.
BEI Ungkap Penyebab IHSG Anjlok
Bursa Efek Indonesia (BEI) menjelaskan penyebab penurunan yang terjadi terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam sepekan terakhir. Menurut BEI, terdapat berbagai penyebab dari anjloknya IHSG selama sepekan.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman menyampaikan selama sepekan terakhir periode 21-27 Februari 2025, IHSG telah mengalami penurunan 4,67%. Iman memandang banyak hal yang menjadi penyebab penurunan IHSG.
"Selalu bagaimana global, domestik, dan korporasi. Apa yang terjadi di global, perang tarif AS dan mitranya, Trump 2.0 tidak gampang, dan investor asing sekarang masuk ke AS," kata Iman, di Jakarta, Jumat (28/2/2025).
Selain dari ancaman perang dagang, hal lain yang menjadi penyebab penurunan IHSG menurutnya adalah kebijakan Bank Sentral AS, Federal Reserve yang menahan suku bunga acuannya.
Dari kabar yang berkembang, Bursa melihat Federal Reserve paling banyak akan menurunkan suku bunga sebanyak satu kali tahun ini. Menurut Iman, kabar mengenai suku bunga ini juga sensitif terhadap Bursa.
Sementara itu, dari sisi korporasi menurut Iman sejumlah korporasi telah merilis laporan keuangannya masing-masing. Meskipun beberapa kinerja emiten mengalami peningkatan, akan tetapi kinerja tersebut berada di bawah konsensus analis. Menurut Iman, hal ini memperparah kondisi pasar.
Di samping itu, lanjutnya, investor asing menurut Iman juga telah melakukan aksi jual bersih hampir Rp19 triliun sejak awal tahun.
"Tahun lalu asing masih net buy Rp17 triliun, sekarang hanya 2 bulan sudah net sell hampir Rp19 triliun. Sehingga terlihat walaupun indeksnya turun, transaksinya naik," ucap Iman