Bisnis.com, JAKARTA — PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) berharap pengembangan bullion bank Indonesia dapat memaksimalkan cadangan emas dalam negeri yang mencapai 2.600 ton saat ini.
Lewat bahan presentasi untuk acara peresmian bullion bank hari ini, HRTA membeberkan total nilai bisnis emas di Indonesia saat ini berada di angka Rp482,6 triliun.
Hitung-hitungan itu berasal dari nilai industri hulu sebesar Rp126,83 triliun, nilai industri tengah sebesar Rp235,6 triliun dan nilai industri hilir sebesar Rp114,5 triliun.
Dengan kehadiran bullion bank, HRTA berpendapat bakal terjadi peningkatan produksi emas di dalam negeri yang bisa mengerek produk domestik bruto (PDB) nantinya.
Peningkatan produksi ini diperkirakan bakal menambah PDB 1,3% atau sekitar Rp201 triliun dan tambahan lapangan kerja sekitar 800.000 pekerja.
Di sisi lain bullion service, menurut HRTA nantinya berpotensi meningkatkan jumlah uang beredar hingga Rp53 triliun.
Baca Juga
Seperti diketahui, Indonesia menduduki peringkat ke-7 produsen emas terbesar di dunia pada 2023 dengan produksi emas sebanyak 132,5 ton.
Hanya saja, Indonesia saat ini masih mengimpor produk emas batangan senilai US$2 miliar per tahun meskipun mengekspor emas senilai US$5 miliar per tahun.
Di sisi lain, konsumsi emas per kapita Indonesia masih rendah yaitu 0,35 gram per kapita. Namum diperkirakan saat ini ada lebih dari 1.800 ton stok emas di Indonesia yang belum dimonetisasi.
Di tengah tren akumulasi pembelian yang dilakukan emerging market banks hampir di seluruh dunia, cadangan devisa emas Indonesia tercatat tidak banyak mengalami perubahan sejak 5 tahun terakhir di angka 78,6 ton.
Nilai cadangan devisa emas tersebut hanya sekitar 4% total cadangan devisa Indonesia, jauh lebih rendah dari rata - rata Bank Sentral dunia yang mencapai di atas 20%.
Berdasarkan hitung-hitungan HRTA, potensi permintaan bullion dari institusi keuangan Indonesia minimal bisa mencapai RP166,28 triliun. HRTA berdasar pada asumsi 1% dari nilai aset dapat dialokasikan untuk membeli bullion.
Seperti diketahui, total nilai aset keuangan utama di Indonesia per 2024 menembus angka Rp16.628 triliun.