Bisnis.com, JAKARTA — Emiten otomotif PT Astra International Tbk. (ASII) mencatatkan kinerja penjualan mobil yang lesu pada awal 2025. Meskipun demikian, ASII masih bisa mempertahankan pangsa pasarnya pada awal tahun ini.
Berdasarkan data dari ASII yang diterima Bisnis, penjualan mobil nasional secara wholesales pada Januari 2025 mencapai 61.849 unit, turun 11,33% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 69.758 unit.
Sama seperti penjualan mobil nasional, penjualan mobil Astra juga turun 9,09% yoy menjadi 34.531 unit pada Januari 2025, dibandingkan 37.984 unit per Januari 2024.
Penjualan mobil Astra paling banyak dikontribusikan oleh merek Toyota + Lexus yakni 22.132 unit. Kemudian, merek Daihatsu 9.983 unit, Isuzu 2.206 unit, serta UD Trucks 210 unit.
Sementara, penjualan mobil low cost green car (LCGC) Astra mencatatkan penurunan cukup signifikan 29,88% yoy menjadi 9.427 unit per Januari 2025, dibandingkan periode yang sama tahun lalu 12.244 unit.
Head of Corporate Communications Astra Boy Kelana Soebroto mengatakan perseroan masih bisa mempertahankan pangsa pasarnya sebesar 56% per Januari 2025 di tengah-tengah penjualan yang melesu tersebut.
Baca Juga
"Di tengah tantangan yang dihadapi pasar mobil nasional, pangsa pasar mobil Astra pada Januari 2025 masih bertahan di angka 56%. Hal ini mencerminkan kepercayaan yang diberikan pelanggan kepada Astra," kata Boy Kelana Soebroto pada Jumat (21/2/2025).
Ia menjelaskan Astra senantiasa menjaga kepercayaan pelanggan dengan menyediakan layanan terbaik yang komprehensif dan bernilai tambah. Tujuannya adalah untuk menciptakan pengalaman yang lebih baik lagi bagi pelanggan serta berkontribusi positif bagi industri otomotif Tanah Air.
Sebelumnya, Head of Corporate Investor Relations Astra International Tira Ardianti memproyeksikan penjualan kendaraan tahun ini akan cukup menantang. Dia menuturkan salah satu penyebabnya adalah kondisi ekonomi global yang mempengaruhi Indonesia.
"Karena tahun kemarin juga marketnya enggak mencapai 1 juta unit, dan banyak global exposure yang bisa mempengaruhi ekonomi Indonesia. Jadi daya beli itu menjadi salah satu juga concern kita," kata Tira pada pekan lalu (13/2/2025).
Di samping itu, lanjutnya, terdapat penerapan opsen pajak. Meskipun penerapan pajak ini ditunda, tetapi cepat atau lambat menurutnya opsen pajak ini akan diterapkan pemerintah.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.