Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada hari ini, Selasa (18/2/2025). Sejumlah saham seperti BBRI, BBNI, hingga BRMS naik ke zona hijau sore ini.
Berdasarkan data RTI Infokom, IHSG ditutup pada level 6.873,55 atau naik 0,62%. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada rentang 6.830-6.908.
Tercatat, 354 saham menguat, 196 saham melemah, dan 238 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar terpantau naik ke posisi Rp11.845 triliun.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi salah satu saham yang naik ke zona hijau sore ini. Saham BBRI menguat 2,98% ke level Rp4.150 per saham.
Saham lain yang juga menguat sore ini adalah saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI). Saham BBNI menguat 3,94% ke level Rp4.750 per saham hari ini.
Selanjutnya adalah saham BRMS yang juga menguat 2,16% ke level Rp378 per saham. Penguatan juga terjadi pada saham TLKM yang naik 1,13% ke level Rp2.680 per saham.
Baca Juga
Saham lain yang juga menguat adalah saham PTRO yang naik 1,87% ke level Rp3.820, saham ERAA menguat 15,15% ke level Rp380, dan saham RAJA yang naik 2,64% ke level Rp3.890 per saham.
Sebelumnya, Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan sentimen dari AS masih berkaitan dengan the Fed Rate dan kebijakan tarif.
Presiden the Fed Philadelphia, Patrick Harker menyampaikan pandangan yang cenderung less-hawkish (17/2/2025) dibanding pernyataan Presiden the Fed, Jerome Powell di awal pekan lalu. Harker banyak menyinggung mengenai peluang pemangkasan dalam jangka panjang.
Sebelumnya, Presiden AS, Donald Trump menyatakan harapannya agar suku bunga diturunkan sebelum pengumuman serangkaian paket tarif. Hal ini yang kemungkinan menjadi penyebab penundaan pengumuman paket reciprocal tariffs dari rencana awal di pekan lalu.
Dari dalam negeri, sentimen datang dari antisipasi pasar terhadap potensi pengumuman pembagian dividen final untuk tahun buku 2024. Umumnya, emiten mulai mengumumkan jadwal pembagian dividen final di kisaran Maret-April.
Dengan posisi IHSG saat ini, dividend yield, terutama pada saham-saham yang secara historis termasuk dalam kelompok high dividend menjadi lebih atraktif.
Akan tetapi, data ekonomi kurang memuaskan. Realisasi pertumbuhan impor 4,68% yoy dan ekspor negatif 2,67% yoy pada Januari 2025 berada jauh di bawah ekspektasi, bahkan melambat dibanding realisasi Desember 2024.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.