Bisnis.com, JAKARTA — Emiten komponen otomotif besutan konglomerat TP Rachmat PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) akan mendongkrak penjualan produk motor roda tiganya tahun ini saat industri otomotif bergerak lesu.
President Direktur Dharma Polimetal Irianto Santoso menjelaskan pada tahun ini terjadi penurunan permintaan otomotif di Tanah Air.
Namun, DRMA berupaya memperkuat penjualan produk-produk yang masih memiliki permintaan kuat, salah satunya produk motor roda tiga, yakni PowerAce.
“Kami berharap, berbagai upaya peningkatan jangkauan jaringan pemasaran yang sedang dilakukan ini akan dapat meningkatkan penjualan PowerAce," kata Irianto dalam keterangan tertulis pada beberapa waktu lalu.
PowerAce merupakan produk motor roda tiga yang diproduksi dan dikembangkan oleh DRMA sejak 2021. Perseroan memilih untuk memproduksi jenis motor beroda tiga karena cocok digunakan untuk mendukung pengusaha mikro kecil dan menengah dalam menjalankan usahanya.
Saat ini DRMA memiliki 43 dealer yang tersebar di Indonesia. Adapun, pada 2024, DRMA telah menjual sebanyak 4000 unit PowerAce.
Baca Juga
DRMA menargetkan untuk dapat menjual 5.000 unit PowerAce pada tahun ini. Untuk mencapai target tersebut, DRMA berencana untuk menambah enam titik dealer eksklusif.
Sebelumnya, Irianto menjelaskan bahwa perseroan juga menjalankan strategi diversifikasi dalam menghadapi tren lesunya industri otomotif Tanah Air.
Langkah diversifikasi yang dijalankan DRMA misalnya dengan mengembangkan produk Battery Energy Storage System (BESS).
Produk tersebut merupakan baterai penyimpan energi yang umumnya digunakan untuk menyimpan energi dari panel surya. Produk tersebut menambahkan portofolio bisnis perseroan di luar sektor otomotif.
Perseroan memang tengah berupaya menggenjot kinerja penjualan di tengah lesunya industri otomotif Tanah Air.
Mengacu data terbaru Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total penjualan mobil secara wholesales tercatat sebesar 61.843 unit per Januari 2025, turun 11,3% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 69.758 unit.
Penjualan mobil secara ritel juga turun 18,6% yoy menjadi 63.858 unit pada Januari 2025, dibandingkan 78.437 unit pada periode yang sama 2024.
Tahun ini, penjualan otomotif juga diproyeksikan lesu seiring dengan kekhawatiran daya beli lemah akibat kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% serta penerapan opsen pajak.
“Di tengah situasi industri saat ini yang masih penuh tantangan, diversifikasi bisnis menjadi pilihan DRMA untuk membangun mesin penghasil pendapatan yang baru. Dengan tambahan sumber pendapatan yang baru ini, kami harapkan kinerja tahun ini bisa lebih baik dari sebelumnya,” tutur Irianto.
Berdasarkan Laporan Keuangan per kuartal III/2024, DRMA mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp412,07 miliar. Torehan itu terkoreksi 20,66% yoy.
Koreksi laba bersih yang cukup lebar itu terjadi seiring dengan turunnya penjualan bersih perseroan sampai kuartal ketiga 2024. DRMA membukukan penjualan sebesar Rp4,02 triliun sampai September 2024, turun 5,25% yoy.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.