Bisnis.com, JAKARTA — Emiten komponen otomotif PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) telah membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp240,17 miliar pada semester I/2025.
Berdasarkan Laporan Keuangan, laba bersih perseroan naik 1,31% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp237,06 miliar.
Pada paruh pertama tahun ini, perseroan mencatatkan penjualan sebesar Rp2,77 triliun, tumbuh 8,6% yoy dibandingkan penjualan semester II/2024 sebesar Rp2,55 triliun.
Penjualan DRMA paling besar dikontribusikan oleh segmen penjualan roda dua yakni 63% dari total penjualan. DRMA mencatatkan penjualan roda dua Rp1,73 triliun, naik 14% yoy meskipun penjualan kendaraan roda dua secara nasional sedang lesu.
Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan kendaraan roda dua hingga Juni 2025 terkoreksi 0,34% atau mencapai 3,1 juta unit.
President Direktur Dharma Polimetal Irianto Santoso menilai dinamika geopolitik global telah memengaruhi kondisi ekonomi dunia secara keseluruhan, dan hal ini turut berdampak pada industri otomotif di Indonesia.
"Kami bersyukur, bahwa dalam situasi yang demikian DRMA mampu mencatatkan pertumbuhan positif baik di sisi penjualan, maupun laba bersih. Penjualan di segmen roda dua dan ekspor menjadi penyokong kuat keberhasilan kita mengatasi situasi sulit yang sedang dihadapi industri otomotif Tanah Air,” kata Irianto dalam keterangan tertulis pada Senin (28/7/2025).
Kemudian, penjualan segmen roda empat mencapai Rp622,24 miliar pada semester I/2025. Lalu, segmen usaha lain-lain menyumbang penjualan Rp417,78 miliar.
DRMA mencatatkan beban pokok penjualan sebesar Rp2,32 triliun pada semester I/2025, naik dibandingkan Rp2,1 triliun pada semester I/2024.
Kemudian, emiten besutan taipan TP Rachmat ini membukukan total aset sebesar Rp3,85 triliun dan liabilitas Rp1,35 triliun per semester I/2025. Adapun, ekuitas perseroan mencapai Rp2,49 triliun.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.